Berita Surabaya
Mengenal Alat Bantu Farmasis Otomatis Buatan Mahasiswa Ubaya, Bisa untuk Cek Standar Mutu Obat
Mahasiswa Universitas Surabaya menciptakan alat bantu Farmasis untuk uji coba kelarutan obat otomatis.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Mahasiswa Universitas Surabaya menciptakan alat bantu Farmasis untuk uji coba kelarutan obat otomatis
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Pengujian kelarutan obat merupakan faktor penting mengetahui standart mutu obat yang beredar di masyarakat sesuai Farmakope Indonesia.
Hal itu menjadi bagian tugas BPOM dalam mengawal keamanan obat yang beredar.
Mengetahui hal tersebut, mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya), Yuliadi Kurniawan menciptakan alat bantu Farmasis untuk uji coba kelarutan obat otomatis.
• Buka Jasa Praktik Gandakan Uang, Komplotan Penipu Gasak Uang Rp 700 Juta Milik Korbannya di Hotel
Alat tersebut dapat membantu BPOM dalam menguji kadar zat khasiat satu produk obat tablet yang beredar di masyarakat.
"Ide awalnya saya bekerja di BPOM Surabaya," kata Yuliadi Kurniawan, Kamis (7/11/2019).
"Saya melihat farmasis masih menggunakan cara manual untuk pengambilan sampel larutan obat kemudian saya coba membuat alat uji kelarutan yang dapat digunakan secara otomatis," sambung dia.
Selama sekitar empat bulan, Yuliadi merancang alat yang ditujukan untuk menguji standart mutu produksi obat tablet.
Sehingga larutan obat yang telah sesuai standart mutu yang ditetapkan Farmakope Indonesia dapat disimpulkan bisa diserap baik di dalam tubuh.
• Pulang Pesta Sabu di Rumah Bandar, Dua Pemuda Ditangkap Polisi, Sisa Sabu Bekas Pakai Ikut Disita
Yuliadi menjelaskan, alat tersebut dirancang otomatis menggunakan database yang telah diprogram sehingga mempermudah Farmasis untuk pengambilan sampel larutan obat.
"Awalnya satu obat tablet diuji kemudian dimasukan ke dalam tabung berisi larutan untuk proses pengadukan. Larutan HCl 0.1 N," Kata mahasiswa angkatan 2016.
Setiap obat yang diuji memiliki syarat yang berbeda berdasarkan suhu, waktu dan kecepatan pengadukan sesuai yang ditetapkan Farmako Indonesia.
"Ada database pengguna, nama obat, tanggal praktikum, suhu, waktu dan kecepatan. Itu digunakan untuk penanda," jelasnya.
• Satpam Kantor Notaris di Surabaya Ditemukan Tewas Mendadak, Terungkap Fakta di Balik Kematiannya
"Kemudian ditekan tombol mulai untuk uji kelarutan obat. Nanti ada bunyi alarm jika sudah selesai prosea pengadukan," kata dia.
Yuliadi mengaku keunggulan alat tersebut dapat secara otomatis tanpa suntik manual.
Selain itu, tombol up dan down juga mempermudah untuk menurunkan box control mengganti larutan atau memasukan obat.
Sementara itu, Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Susilo Wibowo berharap, alat uji kelarutan obat secara otomatis ini dapat membantu BPOM atau praktikum laboratorium farmasi dalam menentukan standart mutu obat.
"Alat ini sudah diuji BPOM sudah teruji standartnya. Saya berharap ini bisa dikembangkan dan nantinya bermanfaat dan berkontribusi di bidang farmasi atau pengobatan masyarakat" kata Susilo Wibowo.
• BB TNBTS Pastikan Kebakaran Hutan di Gunung Semeru Berakhir setelah Dua Hari Diguyur Hujan