Berita Surabaya
Kronologi BBM Jenis Solar Bersubsidi Langka di Jawa Timur, Berawal dari Surat Edaran BPH Migas
Kepala Dinas ESDM Jatim menjelaskan kronologi terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi di Jawa Timur.
Penulis: Sofyan Candra Arif Sakti | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Kepala Dinas ESDM Jatim menjelaskan kronologi terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi di Jawa Timur
TRIBUNMADURACOM, SURABAYA - Kepala Dinas ESDM Jatim, Setiajit menjelaskan kronologi terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi di Jawa Timur.
Setiajit mengungkapkan, kelangkaan BBM jenis solar bersubsidi ini terjadi diawali adanya surat edaran BPH migas no: 3865.E/Ka BPH/2019 tetang pengendalian kuota jenis bahan bakar minyak tertentu tahun 2019.
Adanya surat edaran tersebut menyebabkan terjadinya over kuota yang menyebabkan terjadinya kelangkaan solar bersubsidi di masyarakat.
• Cinta Ditolak Anak Pak Lurah, Pemuda ini Beli BBM Pertamax Lalu Bakar Mobil Toyota Avanza
• Nenek Sempat Kaget dan Bertanya-Tanya Rumahnya Didatangi Polres Pamekasan, Suasana Berubah Jadi Haru
• Solar Langka di SPBU, Nelayan, Petambak dan Sopir di Lamongan Kelimpungan dan Menjerit
Menurut Setiajit, SE tersebut telah dicabut.
Namun, instruksi kepada pertamina untuk tetap mengendalikan jenis bahan bakar tersebut, dengan prinsip kehati-hatian, akurat, tepat sasaran, tepat volume, dan dapat dipertanggungjawabkan.
"Ada pengendalian kuota bbm tertentu sejak tanggal 1-13 nopember 2019 dilakukan dengan mengurangi kuota rata-rata harian sebesar 10 persen.
Hal tersebut ditengarai sebagai penyebab terjadinya kelangkaan solar dan atrian panjang di SPBU di beberapa kota.
"Sebagai solusi, sejak tanggal 14 nopember 2019 pertamina mengembalikan lagi kuota rata-rata harian seperti semula," ucap Setiajit.
• BBM Solar Langka di Sejumlah Wilayah Jawa Timur, Pertamina Bantah Kurangi Volume BBM
• BBM Solar di Pamekasan Langka Sejak 5 Hari Terakhir, Banyak Sopir Mobil dan Mikrolet yang Kecewa
"Namun, solusi yang diambil tersebut menimbulkan resiko terhadap beban subsidi BBM tertentu," lanjutnya.
Setiajit menambahkan, kuota/alokasi total solar untuk Jawa Timur selama tahun 2019 adalah sebanyak 2.092.000 kilo liter.
Sedangkan alokasi sampai dengan Oktober 2019 adalah 1.742.400 kilo liter.
Dari alokasi tersebut, realisasi penyaluran solar sampai dengan Oktober 2019 adalah sebanyak 1.917.800 kilo liter.
Artinya, penyaluran solar sudah over kuota atau melebihi jumlah yang seharusnya disalurkan.
• Dispendukcapil Sampang Bakal Jadikan KIA sebagai Syarat Pembuatan E-KTP dan Dicantumkan dalam Perbub
• Universitas Brawijaya Buka Kesempatan Mahasiswanya Dapat Beasiswa, Ada 51 Program yang Tersedia