Guna Mempersempit Ruang Gerak Penculikan yang Meresahkan di Surabaya, Ansor Siap Terjunkan Banser

Menurut Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kota Surabaya, HM. Faridz Afif hal ini penting karena tidak semua sekolah memiliki petugas Satpam.

Daily Sunny
Ilustrasi penculikan 

Guna Mempersempit Ruang Gerak Penculikan yang Meresahkan di Surabaya, Ansor Siap Terjunkan Banser

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Guna untuk mempersempit ruang gerak penculikan yang kini meresahkan di wilayah Surabaya dan Sidoarjo, Ansor siap  menurunkan Banser.

Banser yang diturunkan akan menjaga pengamanan baik secara tertutup dan juga terbuka.

Gerakan Pemuda Ansor Kota Surabaya (GP Ansor) Kota Surabaya siap menerjunkan anggota Barisan Ansor Serbaguna atau Banser untuk menjaga sekolah di wilayah Surabaya.

Hal ini untuk menyikapi keresahan para wali murid dan guru terhadap maraknya penculikan anak yang terjadi di Sidoarjo.

Menurut Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kota Surabaya, HM. Faridz Afif hal ini penting karena tidak semua sekolah memiliki petugas Satpam.

Kalau pun ada jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah siswa yang harus diawasi.

Ilustrasi penculikan
Ilustrasi penculikan (jacarandafm.com)

"Ansor siap menerjunkan anggota Banser untuk menjaga sekolah.

Silahkan ajukan berapa personil Banser yang dibutuhkan, kami akan kirim personil.

Silahkan berkoordinasi dengan pengurus Ansor terdekat," ujar pria yang akrab disapa Gus Afif ini, Minggu (24/11/2019).

Gus Afif menjelaskan, di Surabaya ada 5000 personil Banser yang siap diterjunkan kapan saja.

"Termasuk untuk membantu mengatasi masalah kerawanan sosial seperti kasus penculikan anak sekolah yang sedang ramai belakangan ini," ucap Panglima Banser Kota Surabaya itu.

Alumni pasca sarjana Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini menambahkan, prinsipnya tanpa diminta pun personil Banser akan turun ke lapangan mengawasi lokasi yang memiliki potensi kerawanan sosial.

Termasuk sejumlah sekolah yang sekarang menjadi incaran penculik anak, terutama sekolah yang ada di basis NU ataupun ada anak anggota yang bersekolah di sana.

Hanya saja sifatnya lebih tertutup tanpa mengenakan atribut Banser.

"Kalau ada permintaan pengamanan resmi dari sekolah, kami akan terjunkan personil dengan pengamanan terbuka dengan anggota Banser berseragam lengkap.

Tapi di sekolah NU tanpa diminta wajib hukumnya Banser turun tangan," ujar pemuda asli Surabaya tersebut.

Seperti dikabarkan, penculikan anak saat ini sedang ramai jadi buah bibir di Surabaya dan Sidoarjo pasca adanya kasus penculikan anak di Sidoarjo.

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga telah mengeluarkan Surat Edaran khusus untuk mengantisipasi penculikan anak yang sudah meresahkan warga.

Melalui surat edaran itu Pemkot Surabaya mengimbau kepada seluruh OPD hingga tingkatan bawah untuk melakukan penjagaan intensif.

Surat edaran berisi antisipasi penculikan anak di sekolah juga ditindak lanjuti oleh masing-masing Camat di Surabaya yang kembali membuat surat edaran serupa yang ditujukan pada Ketua LPMK dan ketua RW serta RT setempat.

Baru selesai Salat Subuh, Pria Surabaya Buka Pintu Rumahnya, Hal Tak Terduga Terjadi Padanya

Pidato Nadiem Makarim Viral, Pengamat Sebut Bahasan Pendidikan yang Tak Disukai Kini Berubah

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved