Berita Tulungagung
Harga Masker Naik Akibat Virus Corona dan Permintaan yang Tinggi dari China, Waktu Pengiriman Molor
Akibat virus corona yang mewabah, membuat penduduk di China membutuhkan stok masker yang banyak. harga masker juga naik
Penulis: David Yohanes | Editor: Aqwamit Torik
Harga Masker Naik Akibat Virus Corona dan Permintaan yang Tinggi dari China, Waktu Pengiriman Molor
TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Akibat virus corona yang mewabah, membuat penduduk di China membutuhkan stok masker yang banyak.
Tulungagung menjadi satu pengirim masker ke China.
Diketahui, permintaan masker sejak Januari 2020 meningkat drastis.
Bahkan, harga masker satu box juga naik berkali-kali lipat.
Kelangkaan masker di Hongkong dan Taiwan membuat para pekerja migran asal Tulungagung minta kiriman dari tanah air.
Hal ini berdampak langsung pada volume pengiriman barang dari Tulungagung ke Hongkong dan Taiwan.
Menurut Kepala Kantor Pos Tulungagung, Yanuar Pribadi Utomo, sebelumnya tidak pernah ada kiriman barang berupa masker dari Tulungagung ke negara tempat para pekerja migran itu.
Namun pada Januari 2020 terdapat pengiriman barang berupa masker, sekitar 100 kiriman.
Sedangkan pada pasal Februari 2020 kiriman masker meningkat menjadi 200 kiriman.
"Khusus untuk barang berupa masker, ada kenaikan kiriman hingga dua kali lipat," terang Yanuar, Selasa (11/2/2020).
Namun tidak ada kiriman ke Hubei, dimana kota Wuhan berada karena kebijakan pemerintah pusat.
Seluruh kiriman barang ke Hubei diberhentikan sementara.
Bantuan masker hanya boleh untuk wilayah lain selain Hubei, serta untuk negara-negara lain di sekitarnya.
"Kami yang ada di daerah asal TKI aktif menginformasikan, bahwa kami siap membantu pengiriman barang," sambung Yanuar.
Diakui Yanuar, saat ini ada peningkatan pengiriman masker dari seluruh wilayah Indonesia.
Akibatnya ada penumpukan barang di bandara, sebelum dikirim ke negara tujuan.
Dampak langsung yang dirasakan waktu pengiriman juga molor hingga dua hari.
"Kiriman kami kan menggunakan EMS, rata-rata butuh waktu 4-5 hari.
Tapi sekarang bisa 7 hari baru sampai ke negara tujuan," ungkap Yanuar.
Meski dalam kondisi darurat, sampai saat ini belum ada kebijakan khusus untuk mempermudah pengiriman bantuan masker.
Biaya yang dikenakan untuk pengiriman bantuan ini masih normal, seperti harga komersial pada umumnya.
Sebelumnya para pekerja migran asal Indonesia mengeluh karena kesulitan mendapatkan masker.
Jika ada harga masker menjadi sangat mahal, sekitar Rp 200.000 per box berisi 50 lembar.
Padahal dalam kondisi normal harga masker satu box hanya Rp 25.000.
Kondisi ini diperburuk karena ada pedagang online yang memanfaatkan situasi.
Mereka memborong barang di apotek dan toko obat, untuk dijual ke Hongkong. (David Yohanes)