Sosok Penemu Virus Corona Diungkap Ustaz Abdul Somad, Bukan dari China, Tak Ada dalam Alquran

Ustaz Abdul Somad mengungkap sosok penemu virus corona pertama kalinya, bukan seperti yang dikenal masyarakat.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Youtube
Ustaz Abdul Somad - Sosok Penemu Virus Corona Diungkap Ustaz Abdul Somad, Bukan dari China, Tak Ada dalam Alquran 

Ustaz Abdul Somad mengungkap sosok penemu virus corona pertama kalinya, bukan seperti yang dikenal masyarakat

TRIBUNJATIM.COM - Penyebaran wabah virus corona menarik perhatian ustaz kondang, Ustaz Abdul Somad.

Ustaz Abdul Somad mengungkap, sosok penyebut virus corona pertama kalinya.

Menurut Ustaz Abdul Somad, sosok itu bukan berasal dari China.

Pesta Pernikahan Terpaksa Digelar Via Live Streaming, Tamu Undangan Takut Tertular Virus Corona

3 Jawaban Misteri Virus Corona Belum Ditemukan di Indonesia, Kekebalan Tubuh hingga Kekuatan Doa

Penampakan Kota Wuhan China setelah Diisolasi karena Diduga Jadi Pusat Penyebaran Virus Corona

Padahal, selama ini, virus corona ditemukan pertama kali di Kota Wuhan, China.

Virus corona diyakini ditemukan oleh seorang  dokter di Wuhan, Li Wenliang.

Ia disebut menjadi orang pertama yang menemukan adanya virus corona jenis baru pada Desember 2019.

Li Wenliang mengungkapkan, ada 7 kasus pasien yang memiliki gejala seperti Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) yang mewabah pada tahun 2002-2003.

Dokter yang bekerja di Rumah Sakit Pusat Wuhan ini sempat menyampaikan hal tersebut ke rekannya.

Namun, ia justru dilaporkan telah membuat komentar palsu dan telah mengganggu ketenteraman sosial.

Dilansir dari Banjarmasin Post (grup TribunMadura.com), polisi pun meminta Li Wenliang menandatangani surat.

VIRAL Video Mayat Diduga Korban Virus Corona Dibiarkan di Lorong Rumah Sakit, Cuma Ditutupi Kain

Lima Proses Penyebaran Virus Corona dari Hewan ke Manusia, Bisa Menyebabkan Penyakit Pneumonia

Polisi juga mengancam akan menangkap Li Wenliang apabila sang dokter tetap melanjutkan memberikan keterangan yang dianggap meresahkan itu.

Setelah itu, Li Wenliang kembali bekerja dan menangani seorang pasien perempuan yang menderita glaukoma.

Nahasnya, Li Wenliang tidak menyadari jika pasien yang dirawatnya mengidap virus corona.

Penularan pun terjadi antar-manusia.

Namun, lagi-lagi, pemerintah setempat tidak menyadari jika virus corona dapat menular melalui udara.

Keesokan harinya, seperti dilansir Kompas.com, Li Wenliang mulai mengalami gejala batuk-batuk.

Orang tuanya juga mengeluhkan sakit dan dirawat di rumah sakit pada 20 Januari 2020, ketika Beijing mengumumkan darurat virus corona.

Harga Masker Naik Akibat Virus Corona dan Permintaan yang Tinggi dari China, Waktu Pengiriman Molor

Ada Fakta Mengerikan di Balik Warga Indonesia yang Kebal dari Virus Corona, Simak Alasannya

Li Wenliang sudah menjalani beberapa tes.

Namun, semuanya menunjukkan hasil negatif hingga keluar pemeriksaan terbaru yang menyebutkan bahwa ia positif terkena virus corona.

Selama menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Wuhan, Li Wenliang menceritakan kisahnya di atas tempat tidur.

Berita kematiannya pun santer terdengar, tetapi Rumah Sakit Pusat Wuhan membantah laporan tersebut.

Tak lama setelah itu, mereka mengonfirmasi bahwa Li Wenliang telah meninggal dunia pada Jumat (7/2/2020), pukul 02.58 waktu setempat.

Meski Li Wenliang menemukan pertama kali adanya virus corona, ternyata ada orang lain yang sudah pernah menyebut penyakit mematikan ini sebelumnya.

Hal itu disampaikan Ustaz Abdul Somad dalam satu ceramahnya di Malaysia beberapa waktu lalu.

Ustaz Abdul Somad mengatakan, orang pertama yang menyebut virus corona ini adalah seorang ulama dari Yaman.

Kata dia, namanya adalah Al Habib Abu Bakar Masyhur al Adni.

Menurut Ustaz Abdul Somad, Al Habib Abu Bakar Masyhur al Adni mencantumkan virus corona dalam buku yang ditulisnya sekitar 5 sampai 10 tahun yang lalu.

"Dia sebut di situ, nama virus yang belum ada pada zaman sebelumnya," kata Ustaz Abdul Somad, dikutip TribunMadura.com, Rabu (12/2/2020).

"Dia menulis di situ, humma al Quuruna. Kalau dalam Alquran tidak ada," sambung dia.

4 Drama Korea Terpopuler yang Ditayangkan tvN, Ada Goblin, Mr Sunshine, hingga Crash Landing on You

Bus Persela Lamongan Kecelakaan Sepulang Laga Perdana Piala Gubernur Jatim, Begini Keadaan Pemainnya

Tanggapan Kemenkes soal Tak Adanya Virus Corona di Indonesia, Buktikan 59 Sampel Negatif

Wabah virus corona sudah menjangkit lebih dari 42.000 korban di dunia.

Bahkan virus corona telah menewaskan lebih dari seribu orang.

Indonesia sendiri sempat diragukan karena di antara negara-negara tetangga, belum ditemukan adanya kasus coronavirus.

Nyatanya Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto mengatakan, telah memeriksa 59 sampel dugaan penularan virus corona.

Pihaknya telah memeriksa 59 sampel dari berbagai daerah hingga Minggu (9/2/2020).

Hasil pemeriksaan menyatakan, 59 sampel tersebut negatif dari penularan virus corona.

Namun masih ada 3 sampel yang masih dalam proses pemeriksaan.

"Sebanyak 59 spesimen (sampel) sudah diperiksa dan hasilnya negatif." ujar Yuri dalam konferensi pers di Gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2020), melansir Kompas.com (grup TribunMadura.com).

"Kemudian ada tiga spesimen lain yang masih dalam proses pemeriksaan," sambung dia.

Ketiga sampel yang belum terdeteksi, kata Yuri, datang belakangan sehingga pemeriksaannya belum selesai.

Jika ditotal Kemenkes telah menerima dan memeriksa 62 sampel dugaan penularan virus corona dari berbagai daerah di Indonesia.

Kemenkes menggunakan dua cara yang sudah tersertifikasi oleh World Health Organization (WHO) dalam memeriksa sampel.

Sampel yang digunakan adalah lendir di saluran pernafasan yang diambil dari bagian mukosa (lapisan kulit dalam).

"Sampel diambil menggunakan kapas dari hidung atau tenggorokan. Setelah itu diperiksa secara lintas laboratorium," ujar Yuri.

Selain itu, pengambilan sampel tidak dilakukan terhadap semua orang.

Sampel akan diambil dari para individu dengan gejala klinis tertentu.

Seperti influenza berat, panas badan yang disertai gangguan pernafasan dan batuk.

"Manakala ditemukan penyebabnya jelas, misalnya ada radang di tenggorokan yang disebabkan bakteri, akan kita atasi dengan antibiotik."

"Jika setelah itu panasnya turun, bisa dipastikan individu tidak terkena virus," katanya.

"Sehingga dia termasuk pasien yang diawasi," ujar dia.

"Jika gejalanya semakin nyata, kita ambil sampelnya (untuk diperiksa) dan kita lakukan isolasi terhadap individu ini," tambahnya.

"Kita anggap dia diduga tertular atau suspek," kata Yuri.

Rangkaian proses yang sudah sesuai standar WHO, lanjut Yuri, sekaligus menjawab pertanyaan berbagai pihak yang meragukan kemampuan pemeriksaan oleh Kemenkes.

"Terkait dengan banyaknya pertanyaan mengapa sampai saat ini tak ada konfirmasi positif penularan virus corona di Indonesia ?" ungkap dia.

"Perlu dipahami memeriksa virus tidak sama dengan meriksa golongan darah," ucap Yuri.

Warung Kopi di Tulungagung Diduga Buka Layanan Prostitusi, Pemiliknya Ternyata Seorang Kakek

Warga Pamekasan Diminta Lakukan Pengisian Sensus Penduduk hingga Akhir Maret, Simak Registrasinya

Peserta CPNS 2019 Tak Lulus Passing Grade Tes SKD Jangan Sedih, Ada Kabar Baik dari BKN soal Tes SKB

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved