Pemprov Jatim Bentuk Satgas Virus Corona, Gubernur Jatim Tak Menutup Tempat Wisata, Simak Alasannya
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa Jawa Timur dalam kondisi siap dan meningkat kewaspadaan terhadap virus corona
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Aqwamit Torik
Pemprov Jatim Bentuk Satgas Virus Corona, Gubernur Jatim Tak Menutup Tempat Wisata, Simak Alasannya
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan bahwa Jawa Timur dalam kondisi siap dan meningkat kewaspadaan di tengah wabah Covid-19 akibat virus corona.
Saat meninjau Tropical Disease Center (TDC) Unair dan Rumah Sakit Pusat Tropik Infeksi Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) bersama Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan dan juga Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Whisnoe PB dan jajarannya, Sabtu (14/3/2020) sore, Khofifah menyebut bahwa Jatim saat ini sudah membuat Satgas Covid-19.
“Kami bersama forkopimda mengikuti format dari pusat bahwa ada Satgas yang dipimpin oleh BNPB, maka Jatim juga membentuk Satgas yang diketuai oleh Kepala BPBD Jatim yaitu Sekdaprov,” kata Khofifah.
Tidak hanya itu Pemprov juga menyiapkan posko yang terstruktur dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten kota hingga provinsi untuk menjadi referensi bagi masyarakat jika ingin mengkonfirmasi kalau ada tanda tanda yang memungkinkan mereka terinfeksi virus corona atau covid-19.
• Daftar Harga Oppo Pada Maret 2020, Mulai Oppo A5, Oppo Reno Series Hingga Rekomendasi HP Lainnya
• Daftar Harga iPhone, Rekomendasi Maret 2020, Mulai dari iPhone 7 Rp 6 Jutaan, Hingga iPhone 11
“Khusus untuk pariwisata, kami sudah rapat bersama, kami memutuskan untuk tidak menutup tempat wisata. Tapi tetap harus ada kewaspadaan.
Apakah di tempat wisata, pasar tradisional, pasar moderen untuk meningkatkan kewaspadaan,” tegas mantan Menteri Sosial ini.
Kewasapadaan pertama yang dilakukan adalah masing masing pemilik wisata atau pasar tradisional harus menyiapkan hand sanitizer.
Kemudian menyiapkan juga setiap tempat yang memungkinkan menjadi tempat berkumpulkan masyarakat tempat cuci tangan dan masker.
“Jika terdeteksi pada pengunjung mempunyai ciri ciri demam dan batuk maka pemilik plaza harus menyiapkan masker. Di luar itu maka mereka harus menyiapkan thermal gun,” tegas Khofifah.
Thermal gun saat ini sudah dikoordinasikan untuk ada di setiap titik kedatangan dan keberangkatan di Jawa Timur.
Mulai pelabuhan, bandara dan juga stasiun yang ada di Jawa Timur. Terutama di tiga besar stasiun di Jatim yaitu Pasar Turi, Gubeng dan juga Malang.
Menurutnya tidak cukup lagi dengan menggunakan body thermal scanner, namun harus menggunakan thermal gun.
Saat ini dikatakan Khofifah pengadaan thermal gun juga sedang dilakukan Pemprov untuk didrop di terminal-terminal. Saat ini thermal gun tersebut masih inden.
“Thermal gun banyak yang masih kita pesan kembali. Nanti tanggal 25 Maret insyalllah akan banyak yang datang untuk difungsikan di titik titik yang banyak miliki kerumunan massa dan yang punya sensitivitas,” tegas Khofifah.
(Fz/fatimatuz zahroh)