Kisah Penimbun Masker dan Hand Sanitizer, Borong Sebelum Pandemi, Berharap Untung Malah Buntung
Mereka menimbun masker dan hand sanitizer untuk dijual kembali saat kebutuhan tinggi. Tapi, kisah mereka yang berharap untung, malah justru buntung.
"Mereka sangat egois, menimbun sumber daya untuk keuntungan diri sendiri," katanya tentang para penjual.
Situs-situs seperti Amazon dan eBay telah memang memunculkan industri penjual independen yang terus berkembang.
Mereka bisa dengan mudah memborong barang-barang diskon atau barang-barang yang sulit ditemukan di toko untuk kemudian dijual kembali di toko online ke seluruh dunia.
Penjual-penjual ini menyebutnya dengan istilah arbitrage ritel.
Mereka memborong apa pun yang diprediksi akan mengalami kenaikan harga, atau barang-barang diskon yang terbatas.
Dalam beberapa minggu terakhir, mereka mungkin menemukan peluang terbesar, yakni pandemi.
Ini mereka ketahui dengan mudah karena di marketplace-marketplace terdapat daftar barang paling populer.
Mereka kemudian memborong persediaan, kemudian ditahan dan nantinya dijual ketika persediaan mulai menipis.
Mereka pun bisa dengan leluasa mempermainkan harga.
Meski harganya tinggi, namun warga tetap ada yang terpaksa membelinya karena ini menjadi barang kebutuhan pokok.
Melihat trennya yang terus meningkat, Amazon dan ritel online lainnya pun akhirnya bertindak tegas.
Amazon melangkah lebih jauh pada hari Rabu (11/3/2020), membatasi penjualan setiap produk yang berhubungan dengan virus corona dari penjual tertentu.
"Menaikkan harga merupakan pelanggaran nyata terhadap kebijakan kami, tidak etis, dan di beberapa daerah, ilegal," kata Amazon dalam sebuah pernyataan.
"Selain memblokir akun pihak ketiga ini, kami menyambut baik kesempatan untuk bekerja secara langsung dengan jaksa agung negara bagian untuk menuntut aktor-aktor jahat". (*/The New York Times/Mail Online)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Penimbun Kena Batunya, 17 Ribu Botol Hand Sanitizer Kini Menggunung di Rumahnya