Satu Permintaan Sederhana Ibunda Jokowi Sudjiatmi Notomiharjo yang Tak Terwujud hingga Tutup Usia
Ibunda Jokowi mengungkapkan satu permintaannya yang tak terwujud hingga dirinya tutup usia.
Penulis: Ignatia Andra | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Ibunda Jokowi mengungkapkan satu permintaannya yang tak terwujud hingga dirinya tutup usia
TRIBUNMADURA.COM – Kabar duka tengah menyelimuti keluarga besar Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi.
Ibunda Jokowi, Sudjiatmi Notomiharjo meninggal dunia pada Rabu (25/3/2020) pukul 16.45 WIB.
Sudjiatmi Notomiharjo meninggal dunia di usia 77 tahun.
Kabar duka itu datang saat Jokowi tengah sibuk menghadapi wabah virus corona atau Covid-19 yang semakin meluas di Indonesia.
Belakangan, terungkap jika ada satu permintaan ibu Jokowi yang akhirnya tak terealisasi hingga beliau tutup usia.
Ternyata, sebelum meninggal dunia, Sujiatmi Notomiharjo sempat mengatakan keinginannya untuk pindah ke Jakarta.

Ia ingin lebih dekat dengan sang anak, Jokowi dan cucu-cucunya yang sebagian berada di Jakarta.
"Sudah sembuh, sudah baik," kata Wiyono, kerabat Jokowi seperti yang dikutip TribunJatim.com dari Tribunnews.com.
"Mau ke Jakarta, biar dekat anaknya," sambung dia.
Ibunda Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sujiatmi Notomiharjo, diperbolehkan pulang pada Rabu (19/07/2017) usai menjalani perawatan sejak Minggu (16/07/2017).
Saat itu, Sujiatmi Notomiharjo dijemput menggunakan Toyota Fortuner bernopol H 7662 QS.
Namun, tak lama kemudian, ibunda Jokowi tersebut meninggal dunia pada hari ini, Rabu (25/03/2020).

Sujiatmi Notomiharjo meninggal dunia dalam usia 77 tahun.
Informasi ini telah dikonfirmasi oleh salah satu staf khusus Presiden, Angkie Yudistia.
"Iya betul, saya juga mendapatkan info tersebut dari sekretaris pribadi Bapak (Presiden Jokowi)," ujar Angkie seperti yang dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.
Hal senada juga disampaikan Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Budi Arie.
"Innalillahi wa innaillaihi rojiun. Eyang Notomiharjo, Ibunda Bapak Presiden wafat di Solo pukul 16.45 tadi,".
"Mohon doanya semoga almarhumah husnul khatimah," ujar Budi melalui pesan tertulis.

Ibunda Jokowi meninggal pada usia 77 tahun.
Beliau tutup usia di RS Slamet Riyadi kota Surakarta.
Curhat Pilu Gibran, Neneknya Meninggal di Tengah Wabah Corona, Bicara Soal Pemakaman: Bukan Melarang
Gibran Rakabuming Raka mencurahkan isi hatinya soal meninggalnya sang nenek di media sosial.
Hal itu seperti yang dipantau TribunJatim.com dari beberapa postingannya di Instagram pribadi @gibran_rakabuming, (26/3/2020).
Gibran mengungkapkan beratnya dirinya dan keluarga setelah ditinggal oleh sang nenek untuk selamanya.
Ada 3 buah foto yang dibagikan Gibran di media sosialnya.
Ketiga foto berisi momen ketika sedang bersama dengan sang nenek hingga fotonya saat menengadahkan tangan dan berdoa.
Mirip bentuk ilustrasi di komik, ada tulisan keterangan di atas gambar yang ditambahkan secara sengaja oleh Gibran Rakabuming Raka.

Kakak kandung Kaesang dan Kahiyang itu mengaku akan selalu merindukan sosok neneknya.
“Kami akan rindu nasihat-nasihatmu. Sugeng tindak, Eyang….” bunyi tulisan di atas gambar ilustrasi Gibran yang sedang berdoa.
Foto lainnya menggambarkan momen yang pernah dirasakan oleh Gibran kala meminta restu kepada sang nenek.
Gibran dirangkul oleh neneknya dan diberikan nasihat khusus.
“Begitu cepat Eyang pergi menghadap-Nya, saat kami membutuhkan nasihat-nasihatnya” tulis Gibran lagi.
Dalam foto ilustrasi terakhir, Gibran menampilkan momen ketika dirinya dan sang nenek sedang berjalan bersama.
Dalam keterangan, Gibran mengaku bahwa neneknya itu adalah sosok yang selalu menjadi panutan keluarga.
Sang nenek kerap mengajarkan Gibran dan adik-adiknya sikap rendah hati dan berbuat baik.
“Eyang adalah sosok panutan kami. Yang mengajari selalu bersikap rendah hati dan berbuat yang manfaat.”
Curahan hati Gibran soal sang nenek yang kini berpulang menjadi perhatian media sosial.

Dalam caption, Gibran bercerita soal sifat asli sang nenek selama masih ada dan membimbing cucu-cucunya.
Empat tahun sang nenek berjibaku dengan sakit yang ia derita hingga akhirnya kini harus tutup usia.
Menurut Gibran, neneknya adalah sosok yang begitu jadi panutan.
Ia mengaku bahwa sang nenek tidak pernah absen soal ibadahnya kepada Tuhan.
Sikap rendah hati hingga tidak pernah mau membebani keluarga menjadi titik berat Gibran melepas sang nenek.
“Empat tahun Eyang Noto gerah, tapi tak pernah menunjukkan rasa sakitnya kepada anak-cucunya. Beliau masih berusaha mendatangi pengajian, dan kegiatan-kegiatan lain, bahkan kadang naik becak sendirian, atau meminta diantar sopir.”
“Eyang Noto tidak pernah mau membebani anak-cucunya untuk beragam aktifitas beliau. Puasa dan shalat tahajudnya tak pernah putus, untuk mendoakan kami semua anak-cucunya, agar menjadi orang yang berguna untuk orang banyak.”
“Kami sangat kehilangan atas kepergian beliau. Semoga Allah SWT mengampuni semua kesalahan semasa hidup, menerima semua amal baik dan dikaruniakan surga terbaik.”
“Kami memintakan maaf atas kekurangan dan kekhilafan almarhumah semasa hidup.” tulis Gibran seperti dikutip TribunJatim.com di IG nya @gibran_rakabuming, (26/3/2020).

Hal lain juga sempat dibagikan Gibran soal pemakaman yang akan dilakukan keluarga.
Gibran turut membagikan himbauan dan menyinggung soal prosesi pemakaman neneknya di tengah wabah corona.
Seperti diketahui bersama, wabah corona sedang mengintai masyarakat Indonesia.
Aktivitas pemakaman dibuat tidak sama seperti prosesi biasanya.
Wabah corona yang saat ini masih dihadapi Indonesia menjadi alasan keluarga Presiden Jokowi untuk tidak memakamkan sang nenek seperti prosesi biasanya.
Disampaikan Gibran di captionnya.
“Bukan berarti keluarga melarang, tapi dengan tanpa mengurangi rasa hormat, dan mengikuti kebijakan pemerintah terhadap situasi tanah air, saya menyarankan untuk mendoakan dari rumah saja.” tutupnya dalam kolom caption foto terakhir.