Virus Corona di Indonesia
Kisah Bupati Sidoarjo Kesulitan Makamkan Pasien Corona, Ditolak Sopir Ambulans dan Penggali Kubur
Kisah Bupati Sidoarjo Kesulitan Makamkan Pasien Corona, Ditolak Sopir Ambulans dan Penggali Kubur
Kisah Bupati Sidoarjo Kesulitan Makamkan Pasien Corona, Ditolak Sopir Ambulans dan Penggali Kubur
TRIBUNMADURA.COM, SIDOARJO - Update terbaru virus corona di Surabaya dan Jawa Timur hari ini, Jumat 27 Maret 2020.
Melansir dari laman infocovid19.jatimprov.go.id, update kasus virus corona di Surabaya dan Jawa Timur meningkat jadi 59 kasus positif covid-19 dari data sebelumnya.
Sedangkan untuk jumlah orang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), sejauh ini masih 3055 orang dan 221 orang.
Menurut update terbaru virus corona di Surabaya dan Jawa Timur, wilayah tertinggi kasus konfirmasi covid-19 adalah Surabaya dengan 33 kasus.
Lalu disusul Kabupaten Sidoarjo dengan 8 kasus konfirmasi.
Sejauh ini, virus corona membuat sebagian masyarakat Indonesia takut.
Terbukti dari Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin yang menceritakan betapa sulitnya meyakinkan penggali kubur agar bersedia membantu mengubur pasien meninggal akibat Covid-19, Kamis (26/3/2020) pagi.
Lubang makam, kata Nur Ahmad memang sudah disediakan oleh tiga penggali kubur pada Kamis dini hari.
"Tapi setelah itu ditinggal karena takut.
Saya sampai kejar ke rumahnya. Saya yakinkan dan saya beri alat pelindung diri," terangnya saat dikonfirmasi, Kamis sore.
Setelah berhasil meyakinkan penggali kubur, akhirnya pemakaman dilakukan oleh lima orang, yaitu Nur Ahmad, tiga penggali kubur, dan seorang dokter dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kecamatan Waru Sidoarjo.
• Fakta Lockdown Tegal, Kota Pertama di Indonesia yang Ambil Tindakan hingga Akses Masuk Ditutup Beton
• Pemerintah Imbau Masyarakat Tidak Laksanakan Salat Jumat di Masjid hingga Tak Mudik
• Jadwal Acara TV Trans TV RCTI SCTV GTV ANTV Indosiar Jumat 27 Maret 2020,Ada Film Ghost In The Shell
Pemakaman dilakukan sesuai SOP pemakaman korban Covid-19, seperti jenazah dilapisi plastik dan ditutup peti. Sementara, petugas pemakaman menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
Nur Ahmad mengatakan, bukan hanya penggali kubur yang menolak memakamkan korban Covid-19, sopir ambulans juga menolak saat diminta mengantar jenazah ke area pemakaman.
"Karena halangan-halangan itulah, jenazah waktu pemakaman jenazah akhirnya molor. Padahal jenazah harusnya dimakamkan tidak lebih dari empat jam setelah dinyatakan meninggal," ujarnya.