Virus Corona di Gresik
Kisah Pengusaha Songkok Agar Bertahan di Tengah Virus Corona, Rela Banting Setir Produksi Masker
Pengusaha songkok dan kopi memutuskan untuk banting setir memproduksi masker agar tetap bertahan di tengah virus corona atau Covid-19.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, GRESIK - Pandemi virus corona atau Covid-19 memaksa sejumlah pengusaha untuk memutar otak.
Para pengusaha melakukan sejumlah terobosan agar tidak banyak terdampak adanya virus corona.
Hal itu yang dilakukan pengusaha asal Kabupaten Gresik, Fahrizal Mauludin.
• Personel Polres Pamekasan Pakai Masker saat Apel Pagi, Patuhi Anjuran Pemerintah Lawan Virus Corona
• Masker Surgical Langka, Apakah Penggunaan Masker Kain Bisa Bantu Cegah Penyebaran Virus Corona?
• Jadi Barang Langka di Tengah Virus Corona, Masker Rentan Didaur Ulang dan Dijual Kembali ke Pasaran
Pengrajin songkok itu mengaku, virus corona berdampak besar pada usahanya.
Keadaan itu membuatnya memutuskan untuk memproduksi masker bersama ena karyawannya.
"Alasannya pertama saya produksi songkok, biar teman-teman tidak nganggur," kata Fahrizal Mauludin kepada Surya ( grup TribunMadura.com ), Selasa (7/4/2020).
"Melihat situasi seperti ini, cocok produksi masker," sambung dia.
Meski telah beralih memproduksi masker, usaha Fahrizal Mauludin ternyata tidak selamanya mulus.
Ia menyebut, banyak kendala saat memproduksi masker, seperti bahan baku karet yang dibatasi pembeliannya.
Satu orang hanya boleh membeli karet sepanjang 30 meter yang dijual seharga Rp 22 ribu.
• Langkah Pertama Jika Muncul Gejala Terjangkit Virus Corona, Jangan Sampai Terlambat Ditangani
• Gejala Orang Terinfeksi Virus Corona pada Hari Pertama, Waspada Jika Sudah Memasuki Hari Kesepuluh
Selain itu, bahan baku kain yang berwarna putih, abu-abu dan biru langka.
Hal itu tidak menyurutkan niatnya untuk memproduksi masker.
Masker buatannya hanya dijual Rp 2 ribu saja. Mendapat respon positif dari para pembeli di Gresik maupun luar kota.
"Di Lamongan ada pesanan 2.000 masker, di Semarang ada 1.000 masker," terangnya.
Dia pun bisa memperkerjakan lagi para pegawainya di tengah pandemi.