Virus Corona di Surabaya
Cerita Petugas Medis Siasati APD Menipis, Makan dan ke Toilet Harus Ditahan Saat Masuk Ruang Isolasi
Simak curhatan petugas medis Covid-19 RS Unair Surabaya menyiasati stok APD yang menipis. Makan hingg ke toilet harus ditahan saat masuk ruang isolasi
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - dr Alfian Nur Rasyid SpP yang menjabat sebagai Jubir Tim Satgas Corona Rumah Sakit Unair, Surabaya menceritakan pengalamannya mengenakan Alat Pelindung Diri (APD).
Ia seringkali mengeluhkan pusing sebab karet masker atau pelindung mata di wajah bisa membuat pusing bahkan dan menimbulkan iritasi.
"Ini untuk Alat Pelindung Diri (APD) jenis face shield. Bikin pusing karena karetnya nekan dikepala. Bahkan karet masker atau pelindung mata di wajah itu bisa bikin iritasi," kata dr Alfian Nur Rasyid SpP saat dihubungi, Selasa (14/4/2020).
• Rayuan Gila Paman di Pamekasan Saat Lecehkan Keponakan, Semua Bermula dari Jalan-Jalan Menaiki Becak
• Crisis Center Penanganan Covid-19: Setiap Hari Ada 40 Pemudik Pulang ke Kota Blitar
• Tipu Daya Paman di Pamekasan Ajak Keponakan Jalan-Jalan, Endingnya Dicabuli di Jalan Pengadilan
Alfian menceritakan, ketika menggenakan Alat Pelindung Diri (APD) suhu tubuh rasanya terasa panas. Sebab dari kepala hingga kaki semuanya dalam keadaan tertutup.
"Seperti masker N95 atau masker beda, pelindung mata, face shield, gawn, cemelek atau apron, sarung tangan, pelindung kepala dan sepatu pelindung. ini kalau dipasang semua rasanya ya gerah di badan," ungkapnya.
Sementara itu, persediaan Alat Pelindung Diri (APD) yang terbatas membuat para tenaga medis harus menghemat dalam hal penggunaannya.
Dalam menyiasati hal tersebut, sebelum menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) tim medis diimbau harus sudah dalam keadaan siap.
"Alat Pelindung Diri (APD) itu kan sekali pakai ya masuk ruangan apapun ya harus ditahan. Baik keperluan ke toilet atau makan harus ditahan," terangnya.
Alfian juga menjelaskan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) tidaklah boleh terlalu lama. Maksimal penggunaanya adalah delapan jam.
Sebelum batas waktu itu biasanya tenaga medis bergegas segera keluar dari ruang isolasi pasien. Lalu, melepaskan Alat Pelindung Diri (APD) di ruang anteroom (ruang bersih dalam).
"Jadi didalam ruang isolasi, ada ruangan anteroom. Kalau tim medis habis bertugas APD-nya bisa dilepas di situ," terangnya.
• Apresiasi Tim Medis Covid-19, Siswa SDN Pangarangan III Sumenep Ciptakan Aplikasi Game Corona Avoid
• Cegah Coret-coret dan Konvoi Kelulusan SMA di Bangkalan, Dispendik Jatim Libatkan Orang Tua & Polisi
• 4 Penadah Motor Curian di Surabaya Dibekuk Polisi, Bersama Maling Motor yang Beraksi di 13 TKP
Setelah keluar dari anteroom, tenaga medis dianjurkan untuk terlebih dahulu mandi. Setelah tuntas barulah tenaga medis ini dibolehkan pulang.
Perlu diketahui, tenaga medis merupakan garda terdepan dalam mengatasi dampak dari Covid-19.
Dalam menjalankan tugas, para tenaga medis membutuhkan Alat Pelindung Diri (APD) untuk menangani pasien virus corona.
Namun faktanya para tenaga medis mengeluhkan persediaan Alat Pelindung Diri (APD).
Mereka mengeluh karena seringnya berhubungan dengan virus yang memiliki tingkat kontaminasi yang tinggi namun hingga kini kelangkaan Alat Pelindung Diri (APD) masih sering terjadi.
Penulis: Tony Hermawan
Editor: Elma Gloria Stevani