Virus Corona di Jawa Timur

Kadishub Jatim: Tinggal 10 Persen Armada Bus AKAP dan AKDP yang Beroperasi

Sebanyak 2.500 armada bus AKAP dan 4.000 armada bus AKDP dalam kondisi normal beroperasi di Jawa Timur.

Penulis: Sofyan Candra Arif Sakti | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNJATIM.COM/KUKUH KURNIAWAN
Suasana Kedatangan Bus di Terminal Purabaya, Selasa (01/01/2019). 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Pandemi Covid-19 berdampak pada moda transportasi bus antarkota antarprovinsi ( AKAP ) dan antarkota dalam provinsi ( AKDP ) di Jawa Timur. Hanya 10 persen dari total armada yang beroperasi.

Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, Nyono mengatakan, ada 2.500 armada bus AKAP dan 4.000 armada bus AKDP dalam kondisi normal beroperasi di Jawa Timur.

36 Pengunjung Warung Kopi di Jalan Brigjen Soetran Trenggalek Jalani Rapid Test Corona, Ini Hasilnya

Pemprov Jatim dan Pemda Susun Regulasi Sekaligus Sanksi bagi Pelanggar PSBB di Surabaya Raya

UPDATE CORONA di Jember: Jumlah Pasien Positif Covid-19 Bertambah Dua Orang, 1 Pasien PDP Meninggal

"Kalau normal, AKDP yang beroperasi ada lebih dari 4000 armada. Lalu AKAP ada 2500 armada. Saat ini hanya 10 persen yang beroperasi," ucap Nyono, Rabu (22/4/2020) malam.

10 persen yang beroperasi itu pun, jelas Nyono sangat sepi penumpang.

"Jadi ini sangat memukul pengusaha (transportasi) juga, makanya kan dari ibu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa) ada bantalan sosial yang disiapkan," ucap Nyono.

Nyono menjelaskan, saat ini ada 97 ribu pelaku transportasi angkutan darat yang disiapkan untuk mendapatkan bantuan sosial.

"Tapi belum taju yang mana yang dapat karena harus dicrosscheck apakah semua sudah menerima dari pusat, sudah terima dari kabupaten, jangan sampai ada overlap (tumpang tindih)," lanjutnya.

Pasien Covid-19 di Lumajang Bertambah 2 Orang, Satu di Antaranya Sempat Laksanakan Ibadah Umrah

Terduga Pelaku Pembunuhan Wanita di Apartemen Surabaya Ditangkap, Berasal dari Sampang Madura

Jadwal Acara TV Kamis 23 April 2020: Live di SCTV Sidang Isbat 1 Ramadan 1441 H Pukul 19.15 WIB

Nyono menuturkan, jika pembatasan sosial berskala besar ( PSBB ) diterapkan di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo,  rencananya akan ada sejumlah protokol yang akan dijalankan kepada para pengguna tranportasi umum.

"Intinya masih boleh jalan tapi ada pembatasan penumpang 50 persen, melakukan cek suhu, ada surat keterangan. Kalau di luar itu (tidak memenuhi syarat) ya dikembalikan atau disuruh pulang. Nanti (pemerintah) kabupaten kota yang menentukan check point nya," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved