Virus Corona di Surabaya

Angka Pasien Sembuh Virus Corona Covid-19 di Kota Surabaya Lebih Tinggi dari Jumlah Kematian

Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengonfirmasikan angka pasien sembuh Covid-19 di Kota Surabaya mencapai 1.380 orang.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Elma Gloria Stevani
Covid19.go.id
Sebaran terkini Covid-19 di Surabaya dan Jatim 24 April 2020 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengonfirmasikan angka pasien sembuh virus corona Covid-19 di Kota Surabaya mencapai 1.380 orang.

Angka itu, merupakan Data dari Dinkes Surabaya per Rabu (22/4/2020) sore, atau tepatnya pada pukul 16.00 WIB.

Jika dipresentase, jumlah tersebut terbilang tinggi dibandingkan angka kematian akibat virus corona.

"Angka kesembuhan lebih tinggi enam persen daripada kematian,” kata Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, dr Ponco Nugroho, Kamis (23/4/2020).

Jadwal Waktu Buka Puasa dan Imsak Wilayah Madura Hari Pertama Ramadan Jumat 24 April 2020

Jadwal Imsak dan Waktu Buka Puasa Wilayah Madura pada Hari Pertama Ramadan Jumat 24 April 2020

Menurut dr Ponco, 1.380 pasien yang sudah dinyatakan sembuh itu, terdiri dari 1.086 ODP, 243 PDP dan 51 pasien terkonfirmasi. Dan, pasien yang telah sembuh tersebut, merupakan pasien rawat jalan maupun rawat inap.

Khusus untuk pasien rawat jalan di Kota Surabaya, Pemkot Surabaya memberikan sejumlah intervensi yang diberikan secara rutin.

Seperti, minuman wedang pokak dan telur rebus vitamin serta masker dan permakanan.

Selain itu, kebutuhan pribadi juga diberikan oleh Pemkot Surabaya.

"Berusaha semaksimal mungkin agar imun mereka meningkat, apalagi psikis orang yang diperhatikan itu positif thinking dapat menambah imun,” ungkap dia.

Sementara pasien Covid-19 yang meninggal dunia, mayoritas karena memiliki penyakit lain selain karena terpapar virus corona.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, selama ini, Pemkot Surabaya juga melakukan rapid test dan tes swab yang dilakukan tidak hanya sekali. Artinya, bisa dilakukan hingga dua kali.

"Dilakukan semassif mungkin termasuk orang dalam resiko atau ODR dan orang tanpa gejala atau OTG,” paparnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved