Virus Corona di Kediri
38 Kasus Positif Covid-19 di Lamongan, Ada Klaster Pekerja dan Klaster Nelayan Terus Berkembang
jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Lamongan mencapai 38 orang, 5 di antaranya telah meninggal dunia serta 5 orang dinyatakan sembuh.
Penulis: Didik Mashudi | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, KEDIRI - Saat ini, jumlah kasus positif virus corona atau Covid-19 di Kabupaten Lamongan mencapai 38 orang, 5 di antaranya telah meninggal dunia serta 5 orang telah dinyatakan sembuh.
Sementara, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 120 orang, 11 di antaranya meninggal dunia dan selesai pengawasan sebanyak 63 orang.
Sementara, menurut hasil tracing Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Lamongan, menunjukkan tren penyebaran penularan Covid-19 di Kabupaten Lamongan terbagi dalam 3 klaster.
Hasil tersebut, seharusnya jadi pedoman bagaimana semua elemen masyarakat berperilaku untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Lamongan, dr Taufik Hidayat mengungkapkan, ketiga klaster penularan Covid-19 di Lamongan yaitu kluster pelatihan calon petugas haji di Surabaya, kluster nelayan dan klaster warga Lamongan yang bekerja di luar kota dan secara rutin pulang pergi (PP).
"Saat ini sudah ada satu klaster yang sudah terkontrol dan penularannya tidak lagi berkembang, yaitu klaster pelatihan calon pendamping haji," kata dr Taufik Hidayat, Rabu (29/4/2020).
• Tak Sampai 24 Jam Dirawat, PDP Covid-19 Meninggal di RSUD Dr Koesma Tuban, Gugus Ungkap Riwayatnya
• Tips Agar Ibu Hamil Sehat di Tengah Wabah Corona, Perbanyak Konsumsi Makanan yang Mengandung Protein
• Bukannya Diam di Rumah, Dua Warga Gresik Malah Transaksi Sabu di Tengah Pandemi Covid-19
Diungkapkannya, kalau pelatihan calon pendamping haji itu terkontrol, terisolasi dan tidak memunculkan sebuah resiko.
"Alhamdulillah, meskipun sampai kontak pertama, kedua, ketiga, tetapi mereka sehat-sehat. Itu karena salah satunya terkontrol, " katanya.
Sedang dua klaster penularan lainnya, yaitu klaster nelayan dan klaster pekerja hingga saat ini masih terus berkembang.
Untuk dua klaster ini, pengawasannya selain kesadaran dari diri orang itu sendiri, juga dari semua masyarakat.
Karena terbukti, dua klaster ini cenderung ada peningkatan yang cukup lumayan.
"Dua klaster yang ini cenderung meningkat dengan cepat dan cenderung memberikan kontribusi kematian," ungkap dr Taufik Hidayat.
Berdasarkan inventarisir yang dilakukan Pemkab Lamongan, ungkap dr Taufik, orang Kabupaten Lamongan yang setiap hari pulang pergi kerja (PP) sebanyak 19 ribu lebih.
Sedangkan yang pulang dalam sepekan 2 kali hingga tiga kali, terdata sebanyak 14 ribu lebih.
"Kalau yang pulang seminggu sekali, 1 bulan sekali, itu sekitar 4 ribu," katanya.
Menurut dr Taufik Hidayat, itu adalah sumber resiko yang dominan yang ada di Kabupaten Lamongan.
"Faktanya ternyata kenaikan kasus ada di situ, dua klaster, nelayan dan kluster yang pulang pergi," katanya.
• Bukannya Diam di Rumah, Dua Warga Gresik Malah Transaksi Sabu di Tengah Pandemi Covid-19
• Satu ODP asal Jember Keluyuran ke Kota Surabaya dan Hendak ke Madura, Begini Kata Pemkot Surabaya
• Tidur di Hutan Bambu karena Tak Mampu Bayar Kos, Warga Sumenep yang Terdampak Corona: Kami Diusir
Tidak hanya peningkatan penderita pada dua klaster tersebut. Tingkat kematian juga ada pada dua klaster itu.
Pesan dr Taufik Hidayat adalah tingkatkan kewaspadaan terutama keluarganya.
Caranya adalah dengan menjalankan protokol pencegahan Covid-19, seperti pakai masker, jaga jarak fisik, cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas serta membiasakan hidup bersih dan sehat.
Fakta penularan di Lamongan menunjukkan, bahwa orang yang tertular adalah orang yang dekat dengan penderita Covid-19.
Orang yang yang satu ruangan dan delalu bicara dekat dengan korban positif Covid-19 yang akan tertular. Jadi penularannya jarak kurang dari 1 meter. Nah, di situlah pentingnya memakai memakai masker dan tetap memperhatikan jaga jarak.
"Ini sangat penting," tegas dr Taufik Hidayat.