Virus Corona di Pamekasan
Warga Pamekasan Dinilai Kurang Kooperatif soal Penanganan Covid-19, Sempat Ada Drama Isolasi Pasien
Masyarakat Kabupaten Pamekasan Madura dinilai belum kooperatif dalam penanganan kasus virus corona atau Covid-19.
Penulis: Muchsin Rasjid | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN – Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam mengungkapkan, ada sejumlah kendala menekan penyebaran virus corona atau Covid-19 di Kabupaten Pamekasan.
Baddrut Tamam menyebut, tingkat kesadaran masyarakat Kabupaten Pamekasan tentang virus corona menjadi hambatan tersendiri baginya.
Belum lagi, kata Baddrut Tamam, ada sejumlah keluarga maupun pasien yang menolak melakukan isolasi di yang disediakan tim medis.
• Remaja Putri Dijambret di Dekat Stadion Notohadinegoro Jember, Pelaku Dibekuk saat Berupaya Kabur
• Kunci Penyembuhan Pasien Virus Corona Versi Dokter di Pamekasan, Singgung soal Imunitas Tubuh
• Mau Buang Sampah ke Sungai Dekat Rumah, Kakek di Kota Malang Ini Terpeleset hingga Meninggal Dunia
Tidak jarang, tim medis di Kabupaten Pamekasan harus berdebat dengan pasien dan keluarganya yang memili hasil rapid test reaktif.
Baddrut Tamam menceritakan, tim medis dengan baju hazmat harus menunggu lebih dari tujuh jam di rumah warga untuk meyakinkan pasien agar mau dibawa.
“Bayangkan, petugas medis dan sopir ambulans mengenakan APD lengkap, menunggu pasien dari pukul 19.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB dini hari," kata Baddrut Tamam, Jumat (8/5/2020).
"Selama tujuh jam itu, petugas dengan sabar, tidak bisa minum dan makan, serta menahan untuk buang air kecil," sambung dia.
"Padahal, ini semua demi pasien, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal," tambahnya.
"Tapi pasien sendiri yang kurang koperatif,” ujar dia.
• Episode 13 Drama Korea The World of The Married Tayang Malam Nanti, Yeo Da Kyung Makin Merasa Cemas
• PSBB Sidoarjo Dinilai Belum Maksimal, Opsi Perpanjangan Masa Pembatasan Sosial Masih Tak Pasti
Menurut Baddrut Tamam, masalah kesehatan milik semua elemen masyarakat.
Karena itu, perang terhadap Covid ini bisa terhambat, tanpa partisipasi masyarakat yang tidak bersamaan dengan keinginan pemerintah.
Sebab pihaknya sadar, tugas memerangi Covid, bukan semata-mata ada pada pemerintah, tetapi tugas semua pihak.
Diakui, masalah Covid yang paling dikhawatirkan dan berbahaya jika terdapat pasien Covid dengan status orang tanpa gejala (OTG).
Sehingga pemerintah memohon semua pihak untuk bekerjasama memerangi Covid-19, dimulai dari hulu atau dari masyarakat yang diperlukan kejujurannya dan kepatuhannya melakukan pola hidup sehat.
• Bupati Gresik Wajibkan Perusahaan Gelar Rapid Test Mandiri ke Karyawan Cegah Penyebaran Virus Corona
Baddrut Tamam mengatakan, cara ini dinilai efektif untuk memutus mata rantai penyebaran Covid.