Virus Corona di Pamekasan
PDP Covid-19 Menolak Dirawat di RSU Mohammad Noer, Setiap Hari Berjualan Pisang di Pasar Kolpajung
Seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di Kabupaten Pamekasan, Madura tidak mau dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum (RSU) Mohammad Noer.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Elma Gloria Stevani
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19 di Kabupaten Pamekasan, Madura tidak mau dirawat di ruang isolasi RSU Mohammad Noer, Senin (11/5/2020).
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ini berinisial SM berusia 52 tahun.
SM merupakan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) seorang perempuan beralamat di Desa Pangorayan, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan.
Ketua Penanggulangan Covid-19 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan, dr Syaiful Hidayat mengatakan, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ini merupakan pasien baru.
• 3 Warga Tulungagung Dilaporkan Jadi Korban Human Trafficking di Arab Saudi, Bekerja Lebih dari 8 Jam
• Tanda Malam Lailatul Qadar, Malam Seribu Bulan Penuh Pahala, Simak Rincian Tandanya Menurut Ulama
• Hasil Rapid Test Petugas Medis Puskesmas Tambakboyo Tuban Seusai Pelayanan Kesehatan Ditutup
Saat para medis Satgas Covid-19 Pamekasan ingin membawa dan merawat PDP tersebut di ruang isolasi RSU Mohammad Noer, yang bersangkutan menolak dan minta pulang.
"Banyak kejadian seperti ini. Ketika pasien mau diisolasi menolak, padahal kondisi tubuhnya sudah menunjukkan gejala yang mengarah ke Covid-19," kata dr Syaiful Hidayat kepada TribunMadura.com.
Pria yang akrab disapa Syaiful ini menjelaskan, PDP tersebut kesehariannya bekerja sebagai pedagang di Pasar Kolpajung Pamekasan.
Di pasar itu, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ini berjualan buah pisang.
Gejala yang diderita oleh Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tersebut, kata dia, batuk dan sesak napas.
"Umumnya kasus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Kabupaten Pamekasan yang akhirnya positif terpapar Covid-19, mereka yang keluyuran ke luar rumah," ujarnya.
"Banyak sekarang ini orang masih keluyuran ke Pasar, ada juga yang ke tempat ibadah, itu kayak biasa aja mereka," tambahnya.
"Kita tidak tahu sebenarnya mana yang tertular dan siapa yang membawa virus itu, hingga akhirnya di antara kita ikut terjangkit," peringatnya.
Saat ini, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tersebut hanya menjalani perawatan isolasi mandiri di rumahnya, dan diawasi oleh tim Satgas Covid-19 dari Puskesmas tempat pasien itu berasal.
Namun ia mengaku, para medis saat ini juga sedang berusaha untuk membujuk PDP itu agar mau dirawat di ruang isolasi RSU Mohammad Noer.
• Pasar Kota Bojonegoro Ditutup Sepekan Usai 86 Pedagang Reaktif Corona, Bupati: Putus Rantai Covid-19
• Begini Respon Risma Soal Usulan Penyediaan Rumah Sakit Karantina Khusus Pasien Covid-19 Kasus Ringan
• Kabar Gembira, Balita Positif Covid-19 di Kota Malang Dinyatakan Sembuh, Hasil Swab Terakhir Negatif
"Umumnya banyak pasien saat mau diisolasi menolak. Jadi gak gampang menangani pasien Covid-19," bebernya.
Tidak hanya itu, Syaiful juga mengungkapkan, bahwa Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ini belum dilakukan rapid test.
Sebab awalnya, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tersebut direncanakan akan langsung diambil swab spesimennya untuk diuji ke laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Jakarta.
"PDP ini gejalanya mengarah ke Covid-19. Kemungkinan pasien ini akan tetap diisolasi, tapi kami akan melibatkan polisi dan tentara. Supaya pasien ini mau," tutupnya.
Sekadar informasi, berdasar peta sebaran Covid-19 per Senin 11 Mei 2020, di Kabupaten Pamekasan terdapat 17 PDP.
Dari jumlah sebanyak itu, 11 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) hasil swab spesimennya masih belum keluar.
Sedangkan, 6 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sisanya, hasil swab spesimennya dinyatakan negatif virus corona.