Virus Corona di Tulungagung

Warga Keluhkan Kawasan Pasar Wage Tulungagung Jadi Tempat Nongkrong Bebas: Situasi Mirip Pasar Malam

Di tengah pembatasan aktivitas di luar rumah, kawasan Jalan WR Supratman, Tulungagung menjadi Pusat Kuliner dadakan.

Penulis: David Yohanes | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM/DAVID YOHANES
Kawasan Pasar Wage jadi lokasi nongkrong yang bebas selama pandemi virus corona. 

TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Di tengah pembatasan aktivitas di luar rumah, kawasan Jalan WR Supratman, Tuulungagung menjadi Pusat Kuliner dadakan.

Seolah abai dengan ketentuan physical distancing dan social distancing, setiap malam kawasan ini menjadi tongkrongan yang bebas.

Ratusan orang bebas nongkrong di warung-warung yang setiap malam buka.

"Loss (bebas) pokoknya. Gak ada kekhawatiran sama sekali dengan virus corona," ucap seorang warga bernama Wawan.

Cara Mudah Mengecek Data Penerima Bantuan Sosial Melalui Online dan Aplikasi, Simak Langkahnya

Gugus Tugas Kediri Temukan 12 Orang Reaktif Seusai Salat Tarawih Bersama Pasien Positif Covid-19

Tulungagung Terapkan Jam Malam, Pelanggar Jadi Tim Penggali Kubur hingga Bantu Polisi di Dapur Umum

Kawasan yang dipenuhi pengunjung ini mulai dari simpang tiga di utara klenteng, sampai kawasan Pasar Wage Tulungagung.

Wawan mengungkapkan, sebenarnya pernah ada petugas yang lewat dan memberikan peringatan.

Namun sepertinya para pengunjung menganggapnya angin lalu.

"Semua santai saja tuh. Sudah tiga malam lebih situasinya ramai mirip pasar malam," ungkapnya.

Saat TribunMadura.com melintas di jalan ini pada Sabtu (16/5/2020) pukul 20.14 WIB, situasi memang sangat ramai.

Padahal sebelumnya petugas gabungan merazia setiap warung makam maupun warung kopi, jika ada kerumunan pengunjung.

Banyak komunitas yang memanfaatkan warung-warung di sepanjang jalan ini untuk berkumpul.

Situasi ini bertolak belakang dengan kawasan kuliner Pinka (Pinggir Kali) yang ditutup karena menjadi sasaran physical distancing.

"Kalau Pinka saja ditutup, kenapa kawasan Pasar Wage dibiarkan ramai?" keluh warga lainnya bernama Joko yang tinggal tak jauh dari Pinka.

Namun pada pukul 22.00 WIB petugas gabungan merazia para pengunjung di warung-warung di Jalan WR Supratman.

Karena itu Joko menilai, penerapan jam sudah tepat untuk menekan warga yang berlaku seenaknya sendiri.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved