Mobil PCR Bantuan BNPB di Surabaya
Khofifah Angkat Bicara Soal Mobil PCR Dikirim ke Tulungangung dan Sidoarjo yang Bikin Risma Marah
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa angkat bicara terkait kisruh masalah mobil PCR yang sempat membuat marah Wali Kota Surabaya.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Elma Gloria Stevani
Hal itu utamanya dikarenakan adanya pesan yang tak tersampaikan dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya ke Gugus Tugas Jawa Timur.
Dalam konferensi pers yang dilakukan di Gedung Grahadi pada hari Jumat (29/5/2020) malam, Joni yang menjadi penanggung jawab operasional dua unit mobil Laboratorium PCR bantuan dari BNPB itu sudah diprioritaskan sejak hari pertama dan hari kedua mobil itu datang.
Namun saat hari ketiga Pemkot tidak mengkomunikasikan kebutuhan atau agenda permintan pemeriksaan dengan menggunakan mobil tersebut.
Sehingga mobil tersebut sudah terlanjur dikirimkan ke daerah lain yaitu Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Lamongan yang juga memiliki antrian yang panjang.
• Daftar Harga Samsung Galaxy pada Juni 2020, Mulai dari Galaxy M11 hingga Samsung Galaxy S20 Ultra
• Spesifikasi dan Daftar Harga iPhone Juni 2020, Mulai iPhone SE, iPhone 7 Plus hingga iPhone 11 Pro
• Ramalan Zodiak Senin 1 Juni 2020, Scorpio Dihadapkan Banyak Masalah, Suasana Hati Gemini Opstimistis
“Hari pertama kita kirim mobil itu ke RSUA Surabayakarena memang mobil PCR itu ditujukan untuk subsitusi RSUA yang ITD nya mengalami masalah. Jadi memang kita operasionalkan ke RSUA di hari pertama untuk melanjutkan PCR di sana,” jelas Joni
Kemudian penggunaan mobil PCR digeser ke Asrama Haji Surabaya namun lantaran sudah sore hanya mampu mengerjakan sebanyak 10 sampel.
Pemeriksaan di Asrama Haji kembali dilanjutkan di keesokan harinya untuk mendiagnosa secara pasti orang-orang yang tengah diisolasi di Asrama Haji.
Sehingga ada sebanyak 100 sampel yang dikerjakan di titik tersebut. Sehingga total di hari pertama dan kedua tersebut ada sebanyak 300 sampel spesimen yang dites oleh dua unit mobil PCR di Surabaya.
“Di tanggal 28 Mei 2020 itu saat malamnya mobil kedua datang. Kami pun rundingan dengan ternyata identifikasinya Sidoarjo juga membutuhkan dan sudah menunggu lama, bahkan ada pasien yang sudah berhari-hari belum di PCR maka kami kirimkan satu unit mobil dan seharian di sana,” kata Joni.
Saat dua unit mobil sudah standby di RS Darurat Covid-19, sore harinya Gugus Tugas Jatim kembali berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya terkait operasional mobil PCR. Gugus Tugas menanyakan terkait kebutuhan penggunaan mobil di Surabaya namun ternyata ada pesan yang tidak tersampaikan.
“Sorenya sebelumnya kita diskusi untuk memutuskan kemana mobil ini akan dioperasionalkan, Bu Feni (Kadinkes Surabaya) menugaskan stafnya namanya bu deni, tapi tidak disampaikan kepada kami hari ini Kota Surabaya acara (pemeriksaannya) apa."
"Maka kami kirimkan mobilnya ke Tulungagung dan Lamongan. Di tengah jalan (hari ini) pagi-pagi beliau telfon minta saya agar dua duanya mobil tersebut di Surabaya saja, padahal ini sudah jalan,” kata Joni.
Adanya pesan yang tak tersampaikan itulah yang akhirnya membuat salah paham dan viral terkait kisruh penggunaan mobil lab PCR antara Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya.
Padahal seharusnya jika missed komunikasi tersebut bisa diluruskan dengan baik dan benar, kejadian kisruh tersebut tidak perlu terjadi.