Virus Corona di Surabaya

Data Kasus Covid-19 di Surabaya Milik Pemkot dan Pemprov Jatim Berbeda, Selisihnya Capai 50 Persen

Selisih data kasus virus corona di Kota Surabaya milik Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim bahkan hingga lima puluh persen.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/YUSRON NAUFAL PUTRA
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita - Data Kasus Covid-19 di Surabaya Milik Pemkot dan Pemprov Jatim Berbeda, Selisihnya Capai 50 Persen 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Terjadi selisih data kasus virus corona di Kota Surabaya antara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya dan Jawa Timur.

Bahkan, selisih data kasus virus corona di Kota Surabaya hingga lima puluh persen.

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, temuan perbedaan data itu terjadi lantaran pihaknya melakukan kroscek di lapangan setelah dapat data update dari Gugus Tugas Jatim.

Desa Panglegur Pamekasan Diguyur Hujan & Angin Kencang, 2 Warga Alami Luka Tertimpa Reruntuhan Asbes

Kawasan GOR Jayabaya Kediri Ditutup Sementara Waktu, Begini Nasib Puluhan Lapak dan Tenda Milik PKL

Lahan PT KAI di Surabaya Terbakar, Satu Mobil Taruna Dilalap si Jago Merah, Ini Dugaan Penyebabnya

"Pernah saya dapat angka 280 confirm dari provinsi, itu setelah kita teliti ternyata hanya 100," kata Febria Rachmanita.

"Setelah kita cek dan lihat (lapangan) ternyata (sisanya) itu bukan orang Surabaya," sambung dia.

Dia mempertanyakan data kasus Covid-19 di Kota Surabaya dari Gugus Tugas Jatim yang tidak sama seperti milik Gugus Tugas Surabaya.

Kepala Dinkes Surabaya itu mencontohkan pada 14 Juni 2020 misalnya, data yang diterima sebanyak 180 kasus warga Surabaya terkonfirmasi virus corona.

Setelah dicek di lapangan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya hanya menemukan 80 orang.

Lalu, pada 15 Juni 2020, data confirm yang diterima 280 orang, dan setelah dicek hanya ada 100.

Komposisi Uang Logam Rp 1000 Kelapa Sawit, Kolektor Uang Asing Ternyata Banyak yang Memburunya

Kepala Desa di Mojokerto Tewas Tersengat Listrik, Awalnya Berniat Perbaiki Antena Wifi di Lantai 2

Kemudian, pada 16 Juni 2020, pihaknya menerima data 149 kasus terkonfirmasi warga Kota Surabaya dan setelah dicek ternyata hanya ada 64 orang.

Hasil itu didapat setelah Puskesmas melakukan kroscek di lapangan.

Dari hasil itu, didapati hasil yang tidak sinkron antara Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya.

Setelah menerima laporan data dari Gugus Tugas Jatim, pihaknya memang langsung melakukan pengecekan lewat Puskesmas masing-masing.

Feny mengatakan, tidak sinkronnya data antara Pemkot dan Pemprov ini juga disebabkan karena ada nama maupun alamat yang ganda.

Bahkan, ada pula data yang setelah di-tracing ternyata orang itu sudah tidak tinggal domisili di Kota Surabaya, meski masih menggunakan KTP Surabaya.

UPDATE Kasus Virus Corona di Jember 17 Juni 2020: 9 Warga Dinyatakan Sembuh, Terbanyak dari Ambulu

Dia berharap, hal-hal semacam ini dapat menjadi perhatian. 

Sebelum disampaikan kepada publik terkait update kasus, dia meminta validitas data dipastikan terlebih dahulu.

"Kita tidak mengakui data itu sebelum Puskesmas ok. Kita cek verifikasi ke lapangan,” ungkapnya.

"Data konfirmasi dari pusat itu turun ke provinsi, kemudian provinsi turun ke kota," tambah dia.

"Kalau data itu tidak sesuai, ya harusnya provinsi mengubah data tersebut sesuai dengan yang kita lakukan tracing, harusnya mengumumkan data itu setelah diverifikasi," sambung Feny.

5 Drama Korea yang Episodenya Dipangkas Karena Rating Buruk, Ada yang Dibintangi Jung Hae In

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved