Berita Pamekasan

Momentum HUT Bhayangkara ke-74, Ketua APSI Jatim Minta Aparat Tetap Jadi 'Polisi Janchuk'

Ketua DPW APSI Jatim memberikan apresiasi terhadap kinerja para polisi pada momen HUT Bhayangkara ke-74.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Dok Sulaisi Abdurrazaq
Ketua DPW Asosiasi Advokat Syariah Indonesia (APSI) Jatim, Sulaisi Abdurrazaq. 

Padalah, lanjut Sulaisi, publik sudah tahu ada konsep 'Alternative Dispute Resolution' sebagai salah satu alternatif untuk menyelesaikan perkara-perkara hukum yang ringan.

Namun konsep tersebut, kata dia jarang diimplementasikan secara maksimal.

Ia juga meminta, agar polisi menghentikan pelanggaran HAM terhadap tahanan.

Namun, jika kalimat yang disampaikan pihaknya ini terasa klise, paling tidak dirinya sebagai Advokat peduli terhadap kehormatan institusi Polri.

"Ibarat rumah kaca, meski berusaha sekuat tenaga merahasiakan perilaku polisi yang melakukan kekerasan terhadap tahanan, tetap saja perilaku itu terbongkar dan perbuatan itu sangat bertentangan dengan spirit reformasi Polri," ungkapnya.

Selanjutnya, Sulaisi juga meminta kepada para polisi supaya jangan pernah mengganggu tugas profesi advokat dalam melakukan pendampingan terhadap tersangka.

"Pengalaman kami selama mendampingi klien selalu saja ada polisi janchuk (menurut buku karya Mas Kiki) yang membujuk rayu tersangka agar tidak menggunakan jasa pengacara," ucapnya.

"Bahkan diikuti dengan nada ancaman yang akan memberatkan masa hukuman jika menggunakan jasa pengacara," bebernya.

Perilaku tersebut yang menurut Sulaisi pihaknya berkesimpulan bahwa ada polisi yang manis di mulut tapi jahat di kertas.

Perilaku yang seperti itulah, yang kata dia, polisi yang biasa disebut sebagai 'macan kertas'.

Padahal menurut Sulaisi, advokat termasuk dalam catur wangsa penegak hukum.

"Patahan-patahan gagasan dalam opini ini sebenarnya berawal dari sebuah persepsi tentang 'superiority complex' polisi yang perlu saya bagi kepada khalayak dengan harapan agar dapat menjadi bahan untuk saling mengontrol perilaku polisi yang suka abai terhadap substansi penegakan hukum," sarannya.

Berdasarkan pengalaman-pengalaman pendampingan hukum yang pihaknya sudah pernah lalui, membuat dirinya perlu menimbang perspektif 'Polisi Janchuk'.

Menuut dia, apakah Polisi Janchuk dalam konteks hari ini lebih pada ekstrem kanan atau ekstrem kiri.

Kalau Janchuk dengan ekstrem kanan, maka, bagi Sulaisi bermakna positif yang berarti polisi dekat dengan masyarakat, benar-benar mengayomi dan patuh hukum.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved