Virus Corona di Malang

Kegiatan Belajar di Kampung Karangbesuki Jadi Pengobat Rindu, Pensiunan Guru Mengajar saat Pandemi

Siti Sundari mengungkapkan pelajaran yang diberikan lebih banyak perihal penguatan mental anak-anak agar tidak bosan menjalani belajar di rumah.

Penulis: Aminatus Sofya | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM/AMINATUS SOFYA
Salah seorang relawan guru di sekolah non formal di Kampung Karangbesuki sedang mengajar murid SD. 

TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Hari-hari Muhammad Rayyan, bocah delapan tahun yang tinggal di Kampung Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang bisa jadi tak membosankan seperti biasanya.

Selama sepekan terakhir, Muhammad Rayyan dan anak-anak lain di Kampung Karangbesuki mengikuti kegiatan belajar bersama di Balai RW.

Kegiatan belajar bersama diinisiasi pengurus RW sebagai pengobat rindu belajar di sekolah yang mandek sejak bulan Maret akibat Covid-19.

Yang unik dari kegiatan belajar mengajar (KBM) itu adalah para relawan gurunya.

Cari Modal Judi Online, Pria Surabaya Curi Sepeda Motor, Handphone dan Uang Rp 1,5 Juta di Gresik

Persentase Angka Kematian Pasien Postif Covid-19 di Kota Malang Lebih Tinggi dari Nasional

PROMO JSM Alfamart Sabtu 11 Juli - 12 Juli 2020, Diskon Beras, Kopi, Susu Harga Hemat Hanya 3 Hari!

Relawan guru adalah para lansia yang telah pensiun.

Mereka mengajar layaknya guru di sekolah.

Agar rasa kangen siswa belajar di sekolah bisa terobati.

Seorang relawan guru, Siti Sundari mengungkapkan pelajaran yang diberikan lebih banyak perihal penguatan mental anak-anak agar tidak bosan menjalani belajar di rumah.

Selain itu, mereka juga mengajari anak-anak memahami protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

“Supaya nanti misal sekolah sudah masuk, mereka paham dan bisa melaksanakan protokol itu,” ucap Siti Sundari, Sabtu (11/7/2020).

Pendidikan nonformal di Kampung Karangbesuki itu bisa menjadi simulasi KBM di era new normal nanti.

Sebab semua siswa diwajibkan memakai masker serta diatur jaraknya.

Setiap kelas dibatasi jumlah siswanya hanya 12 orang.

“Sesuai protokol kan kita harus dibatasi tidak boleh ada kerumunan. Sehingga setiap kelas hanya 12 siswa, ujar Asep Tri Pradisto, Ketua Kampung Tangguh Karangbesuki.

KATALOG PROMO JSM INDOMARET 11 Juli - 12 Juli 2020, Diskon Susu, Kopi, Minyak Goreng hingga Deterjen

UPDATE CORONA di Sumenep Sabtu 11 Juli 2020: Tambah 11 Orang, Pasien Sembuh dari Covid-19 Jadi 40

VIRAL Rumah Warga Ngawi Pindah Tempat Dalam Semalam Disebut Dipindah Jin,Ini Penjelasan Sang Pemilik

Senada dengan Sundari, Asep mengungkapkan kegiatan belajar mengajar di Kampung Karangbesuki lebih mengedepankan hiburan bagi anak-anak.

Materi belajar tentang kesenian dan keterampilan diperbanyak agar beban psikologis para siswa selama belajar di rumah dapat diringankan.

“Kami tidak ikut kurikulum sekolah formal sih. Lebih banyak hiburan karena tujuannya untuk mengobati kerinduan anak-anak belajar di sekolah,” kata dia.

Sekolah di Karangbesuki dimulai pukul 08.00 WIB sampai 10.00 WIB.

Jam belajar yang tidak terlalu lama itu dipilih agar anak-anak tidak terlalu bosan di dalam kelas.

“Tidak terlalu lama karena untuk menghindari anak-anak bosan. Jadi setelah dua jam itu kami perbolehkan pulang,” tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved