Berita Pamekasan
Fakta Unjuk Rasa Para Orang Tua Siswa di SD Diungkap Bupati Pamekasan, Ternyata Settingan Oknum?
Video itu memperlihatkan sejumlah ibu-ibu dan anaknya melakukan unjuk rasa di depan sekolah dasar di Kabupaten Pamekasan.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam angkat bicara perihal video viral yang memperlihatkan sejumlah ibu-ibu dan anaknya melakukan unjuk rasa.
Dalam video berdurasi 3 menit 30 detik itu, terlihat ibu-ibu dan anaknya melakukan unjuk rasa di depan SD di Desa Tebul Barat, Kecamatan Pengantenan, Kabupaten Pamekasan, Madura.
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam mengatakan, unjuk rasa yang dilakukan oleh puluhan orang tua siswa itu merupakan suruhan oleh seseorang.
• Mobil Goyang di Depan Rumah Dinas Wakil Bupati Tuban, Kondom Dibuang saat Petugas Satpol PP Datang
• Viral Ibu-ibu Bawa Anak Protes, Ingin Sekolah di Pamekasan Buka Pembelajaran Tatap Muka saat Pandemi
Bahkan, Baddrut Tamam menunjukkan sebuah bukti rekaman video kepada sejumlah media.
Isi rekaman video tersebut, tampak merekam percakapan yang dilakukan oleh dua orang, meliputi satu orang pria dan satu orang wanita.
Namun, pihaknya tidak mengizinkan para awak media untuk merekam video tersebut, hanya saja boleh mendengarkan.
"Itu disuruh. Ini saya tunjukkan rekamannya," kata Baddrut Tamam saat ditemui di Kantor Pemkab Pamekasan, Kamis (16/7/2020).
"Tapi jangan di video ya. Oke tak tunjukkan. Sebentar," sambung dia.
Berikut hasil suara rekaman dari video yang ditunjukkan oleh Baddrut Tamam yang dihimpun TribunMadura.com.
"Esoro apa e undang (disuruh apa diundang)," tanya seorang pria di dalam rekaman video tersebut kepada seorang wanita.

• Daftar Harga Oppo di Pertengahan Juli 2020, Mulai dari Oppo A5, Oppo A92, Oppo Reno, Spek Apik
• Motor Yamaha Vega R Milik Guru SMKN 1 Jrengik Sampang Digondol Maling, Korban Bawa Barang Bukti CCTV
"Engghi esoro entar, tak eparengih undangan kassah. Ghun oreng tuanah mured kan masok e rareh Sennihan kassah, masok eareh Senninnah kassah coma,"
"(Iya disuruh hadir tidak dikasih undangan itu. Hanya orang tua murid, kan di hari Senin itu masuk)," jawab wanita itu.
Namun tak sampai video rekaman tersebut selesai diputar, Baddrut Tamam langsung mematikannya.
Baddrut Tamam berjanji akan mengirim video itu kepada para awak media.
"Nanti tak kirim saja ya videonya," janjinya.
Politisi PKB itu juga menyatakan akan memanggil Kepala Sekolah yang di unjuk rasa oleh puluhan orang tua siswa tersebut.
"Nanti akan kita panggil Kepala Sekolahnya. Itu di SD Tebul," tutupnya.
• Angka Kecelakaan di Sumenep Turun 7 Persen selama Pandemi, 17 Kasus Libatkan Anak di Bawah Umur
Sebelumnya, viral di media sosial video yang memperlihatkan sejumlah ibu-ibu dan anaknya melakukan unjuk rasa di depan sebuah Sekolah Dasar di Desa Tebul Barat, Kecamatan Pengantenan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Rabu (15/7/2020).
Dalam video berdurasi 3 menit 30 detik itu mempertontonkan sejumlah ibu-ibu yang sedang berdebat dengan Kepala Sekolah SD setempat.
Mereka tampak menuntut Kepala Sekolah agar kembali melakukan pembelajaran tatap muka.
Unjuk rasa tersebut terjadi hari Senin 13 Juni 2020 kemarin, bertepatan dengan hari pertaman dimulainya kegiatan belajar mengajar (KBM) sekolah tahun ajaran 2020/2021 .
Seorang ibu-ibu berkerudung merah dalam video tersebut tampak mengancam Kepala Sekolah SD di Desa Tebul Barat akan memindahkan anaknya ke lembaga lain bila sekolah di wilayah itu dalam waktu dekat tidak melakukan pembelajaran tatap muka.
"Kalau sekolah ini masih diliburkan, anak saya mau disekolahkan ke lembaga lain saja," kata ibu berkerudung merah kepada Kepala Sekolah.
Namun, Kepala Sekolah itu justru meredam amarah ibu-ibu tersebut dengan cara memberikan penjelasan.
Kata dia, masih diliburkannya SD tersebut, sebab pihak sekolah hanya menjalani peraturan dari Pemerintah Daerah yang tidak membolehkan melakukan pembelajaran tatap muka selama Pamekasan masih masuk wilayah zona merah Covid-19.
"Jadi diliburkan sementara waktu saja ibu-ibu, tidak selamanya. Selama libur, siswa hanya belajar di rumah dulu," jelas Kepala Sekolah kepada ibu-ibu yang sedang unjuk rasa itu.
Kepala Sekolah juga mengingatkan kepada ibu-ibu tersebut, selama belajar dari rumah masih diberlakukan, orang tua juga punya tanggung jawab untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya.
Namun, seorang Ibu-Ibu berkerudung merah muda, justru mengatakan tidak setuju dengan penjelasan yang disampaikan oleh Kepala Sekolah tersebut.
Kata dia, anaknya selama libur sekolah tidak mau belajar kalau tidak dibimbing oleh gurunya.
Kalau sekolah terus ditutup, menurut ibu itu kapan anak Indonesia bisa lekas pandai.
"Bapak sebagai Kepala Sekolah harus tegas. Harus bisa mengajukan ke Pemerintah Daerah. Kalau para orang tua ingin anaknya masuk sekolah lagi," celoteh ibu berkerudung merah muda itu ke Kepala Sekolah anaknya.
Dia juga membeberkan, bahwa selama masa libur sekolah berlangsung akibat dampak pandemi Covid-19 ini, anaknya lebih banyak bermain dari pada belajar.
"Anak-anak kalau belajar di rumah kadang tidak mau. Iya kalau orang tuanya yang tegas. Iya kalau orang tuanya yang ada di rumah. Kalau orang tuanya yang sibuk, anaknya malah dibiarkan," teriak Ibu kerudung merah muda.
Lalu Kepala Sekolah tersebut berjanji akan menyampaikan semua aspirasi yang diusulkan oleh sejumlah ibu-ibu yang berunjuk rasa itu ke Pemerintah Daerah.
Namun, pihaknya tidak menjamin seratus persen permintaan mereka bisa dikabulkan oleh Pemerintah Daerah.
Hanya saja, ia mengaku akan tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menyampaikan.
"Tapi insyaallah bisa dikabulkan. Namun bagaimana teknik pembelajarannya nanti, akan saya sampaikan ke ibu-ibu semua melalui pengeras suara sekolah," janjinya.
Tidak hanya itu, secara pribadi, Kepala Sekolah tersebut mengaku setuju dengan usulan para orang tua yang menginginkan pembelajaran tatap muka diberlakukan kembali.
Namun, keputusan tersebut kata dia bergantung kebijakan dari Pemerintah Daerah, pihaknya hanya menjalankan perintah saja.
"Inspirasi dari Wali Murid semua ini akan saya sampaikan ke atas. Kalau di bawah sebenarnya menginginkan pembelajaran tatap muka. Jadi sekolah harus masuk," kata Kepala Sekolah itu kepada puluhan orang tua murid yang unjuk rasa.
Secara serentak, puluhan orang tua siswa yang melakukan unjuk rasa itu berdoa supaya usulan mereka dikabulkan oleh Pemerintah Daerah yang dalam hal ini Dinas Pendidikan Pamekasan.
Mereka berharap, anak-anaknya bisa sekolah lagi seperti hari-hari biasanya sebelum Covid-19 mewabah di Pamekasan.
"Katanya alasan pemerintah, meliburkan sekolah karena masih ada Corona. Padahal di Tebul Barat tidak Corona. Huuu," celetuk salah satu ibu-ibu sembari membubarkan diri. (*)