Berita Pamekasan
Tebing Maha Waru Cok Gunung Jadi Surga Pemanjat Tebing, FPTI Minta Pemkab Siapkan SOP Keselamatan
Tebing Maha Waru Cok Gunung masih belum memenuhi standar keselamatan, baik dalam hal pemenuhan peralatan ketinggian, maupun belum adanya pendamping.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Elma Gloria Stevani
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Kabupaten Pamekasan, Madura memiliki tempat wisata alam yang menantang adrenalin.
Wisata alam tersebut merupakan kawasan dataran tinggi di Pamekasan bagian utara, tepatnya di Kecamatan Waru.
Di wilayah tersebut, ada sebuah bukit atau tebing batu kapur dengan nama Tebing Maha Waru Cok Gunung.
Bukit itu, pernah dijadikan venue gathering oleh para Pemanjat Tebing se-Jatim tahun 2019 lalu.
Namun obyek wisata alam tersebut ternyata masih belum memenuhi standar keselamatan, baik dalam hal pemenuhan peralatan ketinggian, maupun belum adanya pendamping atau guide yang mumpuni di kegiatan outdoor tersebut.
• BREAKING NEWS: Boy William Diperiksa Polda Jatim Soal Kasus Pembobolan Kartu Kredit, Berstatus Saksi
• Sastrawan Madura, Royyan Julian Apresiasi Dedikasi yang Dilakukan Sapardi Djoko Damono Semasa Hidup
• Tahapan Seleksi CPNS Kabupaten Malang Dilanjutkan, Tes SKB Bergulir pada Awal Bulan September
Padahal panjat tebing merupakan salah satu kegiatan di alam bebas yang risiko jatuhnya cukup besar.
Terutama bagi orang awam tanpa peralatan yang memadai, serta tanpa kemampuan khusus.
Ketua umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Pamekasan, Wahyudi mengatakan, berbagai pilihan objek wisata alam di Pamekasan seharusnya memenuhi standar keselamatan tertentu.
Baik, dalam hal pemenuhan peralatan ketinggian, maupun pendamping atau guide yang mempuni di kegiatan outdoor.
Karena, kata dia, ada sejumlah objek wisata alam di Kabupaten Pamekasan yang memiliki ketinggian dan berkontur ekstrem serta bertebing, sehingga sangat riskan dan rawan apabila ada pengunjung yang memanjat tanpa pendampingan.
Terutama bagi orang awam tanpa peralatan dan tanpa kemampuan khusus.
"Memang beberapa bulan ini makin banyak warga Pamekasan yang menggandrungi wisata alam yang sedikit ekstrem. Ada yang sekedar suka berswafoto, ada juga yang suka nuansa tantangan," kata Wahyudi kepada TribunMadura.com, Rabu (22/7/2020).
"Ini, seharusnya menjadi perhatian semua pihak. Khususnya terkait alat pengaman dan prosedur keselamatan ketinggian," peringatnya.
Pria bertubuh gempal itu juga mengungkapkan, pasca adaptasi kebiasaan baru atau new normal nanti, ia meyakini akan terjadi lonjakan pengunjung ke tempat wisata alam panjat tebing itu.