Berita Tulungagung
Massa di Tulungagung Unjuk Rasa Tolak Paham Radikalisme dan Komunisme, Teroris yang Jadi Alasannya
masyarakat yang ada di Kabupaten Tulungagung, dan bergabung dalam Aliansi Masyarakat Anti Radikalisme, Komunisme dan Terorisme (AMAR).
Penulis: David Yohanes | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM - Unjuk rasa terkait penolakan isu radikalisme digelar di Tulungagung.
Berbagai elemen masyarakat berumpul untuk menolak dan mengantisipasi adanya paham radikalisme.
Ribuan orang melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor DPRD Tulungagung, Senin (3/8/2020).
Mereka berasal dari 28 elemen masyarakat yang ada di Kabupaten Tulungagung, dan bergabung dalam Aliansi Masyarakat Anti Radikalisme, Komunisme dan Terorisme (AMAR).
Massa mengusung isu penolakan paham radikalisme dan komunisme di Tulungagung.
• Update Harga HP Samsung Agustus 2020, Dilengkapi Bocoran Spesifikasi Samsung Galaxy Note 20 Ultra
• Risma Klaim Surabaya Zona Hijau, Tren Penularan Covid-19 Turun, Angka Kesembuhan Pasien Meningkat
• Bersama Hingga Tutup Usia, Meski Kerap Bertengkar, Kembar Siam 68 Tahun ini Enggan Dioperasi
Mereka bergerak dari berbagai wilayah, sebelum akhirnya berkumpul di kantor DPRD Tulungagung.
Menurut juru bicara AMAR, Maliki Nusantara, aksi ini sebegai bentuk antisipasi berkembangnya radikalisme di Tulungagung.
Sebab sebelumnya pernah ada pelaku teror yang singgah di Tulungagung.
Bahkan saat itu Densus 88 Mabes Polri melakukan penembakan teroris di simpang empat rumah sakit lama Tulungagung.
"Berbekal data-data yang ada, kami mengumpulkan, kami melakukan aksi menolak radikalisme," ujar Malik.
Aksi ini sebagai respon, karena AMAR menilai ada sebuah gerakan yang mengarah ke radikalisme di Tulungagung.
Kondisi ini membuat resah masyarakat.
AMAR meminta pemerintah melakukan tindakan, untuk meredam pemikiran radikalisme.
• Dokter Meninggal Dunia karena Covid-19, Dinkes Kota Blitar Tracing 197 Pasien yang Sempat Ditangani
"Selan itu mengembalikan kondisi Kabupaten Tulungagung yang aman, damai serta menjunjung tinggi toleransi dan budaya masyarakat Tulungagung," sambung Malik.
Aksi ini mendapat pengawalan ketat dari ratusan polisi.
Polres Tulungagung meminta bantuan tambahan pengamanan dari Polres Trenggalek, Brimob Madiun, dan Polres Blitar.
Aksi berjalan damai setelah melakukan orasi sekitar satu jam di depan kantor DPRD, sisi timur alun-alun Tulungagung.
Mereka kemudian membubarkan diri dengan pengawalan polisi. (David Yohanes)