Kasus Pembunuhan Warga Kangean
Tragedi Mencekam di Kapal Kayu Pelabuhan Sumenep, Hasyim Ditusuk Berkali-Kali Karena Isu Ilmu Santet
Kasus pembunuhan warga Pulau Kangean Kabupaten Sumenep dilatarbelakangi isu ilmu santet ( ilmu hitam ).
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Hasyim, warga Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, ditemukan tewas bersimbah darah, Selasa (4/8/2020) malam.
Di beberapa bagian tubuhnya, terdapat luka tusuk.
Kasat Reskrim Polres Sumenep, AKP Dhany Rahadian Basuki mengatakan, sudah menangkap pelaku kasus pembunuhan itu.
• BREAKING NEWS - Warga Pulau Kangean Sumenep Ditemukan Tewas Bersimbah Darah
• Suasana Mencekam di Puskesmas Tanjung Bumi Bangkalan, Teriakan Petugas Medis hingga Lumuran Darah
• Detik-Detik Mencekam Kasus Pembunuhan di Puskesmas Tanjung Bumi Bangkalan, Lorong Berlumuran Darah
AKP Dhany Rahadian Basuki menjelaskan, pelaku pembunuhan berjumlah dua orang.
Kasus pembunuhan itu dilatarbelakangi isu ilmu santet ( ilmu hitam ).
Korban diduga selama ini memiliki ilmu santet.
Peristiwa penusukan berujung maut itu bertempat di dalam anjungan kapal Kayu Motor (KM) Jaya Abadi.
Saat itu, kapal kayu berada di Pelabuhan Dusun Jembatan Desa Saobi, Kecamatan Kangean.
"Korban dibunuh dengan menggunakan sebuah pisau, dan ditusuk beberapa kali ke tubuh korban," kata AKP Dhany Rahadian Basuki, Senin (10/8/2020).
• Pembelajaran Tatap Muka Siswa SMA SMK SLB di Jawa Timur Dimulai 18 Agustus 2020, Simak Penjelasannya
Kini, keduanya sudah ditahan di Polres Sumenep.
Dua tersangka ini diketahui bernama Asad Wahyudi (35) dan Rifai (33).
Keduanya sama-sama warga Desa Saobi, Pulau Kangean Sumenep.
"Motif pelaku ini dendam karena keponakannya diduga telah disihir oleh korban (Hasyim)," katanya.
Kasus Pembunuhan Lainnya
Kasus pembunuhan terjadi di Kabupaten Bangkalan, Sabtu (8/8/2020) malam.
Pembunuhan itu bahkan terjadi di Puskesmas Tanjung Bumi.
Suara teriakan histeris memecah suasana hening di Puskesmas Tanjung Bumi.
Itu setelah seorang pembesuk Puskesmas Tanjung Bumi terkapar bersimbah darah.
Sedangkan seorang pria lainnya masih berdiri dengan pisau berlumuran darah terhunus di tangannya.

Kepala Puskesmas Tanjung Bumi, Mutmainnah mengungkapkan, situasi malam itu sangat genting setelah terdengar teriakan dari kamar inap di bagian belakang.
"Petugas kami lari menjauh setelah melihat pisau dengan lumuran darah," kata Kepala Puskesmas Tanjung Bumi, Mutmainnah kepada Surya ( grup TribunMadura.com ), Minggu (9/8/2020).
"Begitu juga dengan keluarga pasien, lari semua," ungkap dia.
Sebelum terdengar suara teriakan, tiga petugas sedang berada di ruang UGD karena ada pasien baru datang sekitar pukul 21.10 WIB.
Mutmainnah menjelaskan, suara teriakan histeris terdengar sekitar pukul 21.50 WIB.
Kegaduhan tersebut membuat para petugas medis bergegas menuju ruang rawap inap.
"Sebelumnya suasana sepi karena hanya ada satu pasien pria di ruang rawap inap," jelasnya.
Tak berselang lama, sejumlah anggota Polsek dan Koramil Tanjung Bumi tiba di lokasi.
Setelah Supriyadi dapat dikuasai aparat, lanjut Mutmainnah, pihaknya membawah tubuh Efendi ke ruang UGD.
"Pendarahannya masif, seperti air dari kran. Tdak tertolong karena sudah tidak ada denyut nadi," kata dia.
"Mungkin luka tusuk itu mengenai paru atau jantung. Keluarga menolak tindakan otopsi," pungkasnya.
Kapolsek Tanjung Bumi, Iptu Puji Purnomo mengungkapkan, korban penganiayaan yakni Efendi (40) warga Kecamatan Tanjung Bumi.
Sedangkan pelakunya, Supriyadi (41), warga Desa Paseseh, Kecamatan Tanjung Bumi.
"Korban menderita luka tusuk di dada bagian kiri dan nyawanya tidak tertolong," ungkapnya kepada Surya.
Ia menjelaskan, insiden pembunuhan itu terjadi sekitar pukul 22.00 WIB.
Pelaku Supriyadi saat itu tengah menjaga orang tuanya yang tengah dirawat.
"Korban kemudian datang bersama rombongan, berniat membesuk orang tua pelaku," jelas Puji.
Melihat korban datang, lanjutnya, seketika pelaku langsung emosi.
Supriadi lantas mengambil sebilah pisau yang diselipkan di pinggang kirinya.
"Pelaku langsung menusukkan pisau ke korban yang tengah duduk di lorong puskesmas," papar Puji.
Mengetahui korban terkapar dan meninggal dunia, pelaku langsung menyerahkan diri ke Mapolsek Tanjung Bumi.
Puji menyatakan, hasil pemeriksaan diketahui pelaku merasa cemburu.
Beberapa hari sebelumnya, pelaku memergoki istrinya mengobrol berduaan bersama korban di dekat rumahnya.
"Ketika pelaku menghampiri, satu (korban) nya lari dan satu (istri) nya masuk kamar," pungkas Puji.
Polisi menyita barang bukti sebilah senjata tajam berupa pisau sepanjang 22 sentimeter berlumur darah lengkap dengan selongsong dan pakaian korban. (Surya/Ahmad Faisol)