Berita Viral
Foto Istri yang Diduga Selingkuh dan Bermesraan Terpampang di Google Maps, Suami Memergoki
Kejadian yang menyesakkan hati ini dialami oleh seorang pria di Peru yang menggunakan Google maps. Foto yang dibagikan di laman Facebook itu viral
TRIBUNMADURA.COM - Bermula dari foto di Google Maps, berujung perceraian suami dan istri.
Hal tersebut lantaran sang suami memergoki seorang wanita yang diduga istrinya sedang bermesraan dengan lelaki lain.
Terlihat pada foto, wanita itu tampak memangku kepala lelaki lain yang sedang tiduran.
Sang suami lalu mencecar istrinya hingga berujung perceraian.
Kejadian yang menyesakkan hati ini dialami oleh seorang pria di Peru yang menggunakan Google maps.
• Harga Realme di Pertengahan Agustus 2020, Mulai dari Realme C15, C3 Hingga Realme 6
• Katalog Promo Alfamart JSM 14 Agustus 2020, Promo Menarik Beli Banyak Lebih Hemat dan Promo GoPay
• Rumor Ronaldo Hengkang dari Juventus Makin Santer, Barcelona dan PSG Sempat Ditawari
Bila orang-orang banyak menemukan foto lucu di Google Maps, pria yang tak disebutkan namanya ini justru memergoki istrinya sedang selingkuh.
Dikutip TribunSolo.com ( TribunMadura.com network ) dari Express, pria itu awalnya menggunakan fitur Street View.
Ketika menelusuri sebuah jalanan, ia kaget melihat sosok wanita yang begitu dikenalnya sedang tiduran mesra dengan pria.
Foto yang dibagikan di laman Facebook itu pun lantas viral dan menuai beragam komentar warganet.
Adapun lokasi perselingkuhan itu di Lima, ibu kota Peru.
Tampak dalam foto, istri si pria mengenakan baju hitam dan kemeja putih.
Sementara di pahanya seorang pria tiduran dengan manja.
Ketika direkam kamera Google Maps, keduanya terlihat asyik bercengkerama layaknya pasangan kekasih.
Meskipun wajah dua orang telah diburamkan Google untuk menjaga privasi, namun tak butuh waktu lama bagi si pria untuk memastikan sosok wanita itu adalah istrinya.
Sang suami juga telah mencecar istrinya dan mendapat pengakuan jika wanita yang dinikahinya itu memang selingkuh.
Dari laporan Mirror, pasangan itu kini telah memutuskan bercerai imbas dari foto perselingkuhan yang viral ini.
Penelitian tentang perselingkuhan
Selingkuh merupakan hal yang menakutkan dalam menjalani sebuah hubungan.
Ternyata ada sebuah penelitian yang menunjukkan beberapa sifat yang mudah menjadi korban selingkuh.
Selain itu, ada aspek kepribadian yang lebih rentan menjadi korban selingkuh.
Simak hasil penelitiannya berikut ini.
Profesor dan mantan Kepala Departemen Psikologi di Monmouth University, Dr. Gary W. Lewandowski Jr menuliskan analisanya melalui laman Psychology Today, mengenai sebuah studi yang dilakukan oleh Meghna Mahambrey dari Ohio State University.
Studi yang dipublikasikan pada 2020 itu mencari tahu jawaban dari pertanyaan: "siapa yang diselingkuhi paling sering dalam sebuah hubungan?"
• Kasus Covid-19 Ditemukan di Perumahan Mewah Surabaya, Ada Satu Orang Terpapar Corona di Luar Negeri
• Teranyar, Daftar Harga HP Oppo Menjelang Juli 2020, Mulai Oppo A5, Oppo A31 Hingga Oppo Reno
• Terkini, Harga iPhone Menjelang Juli 2020, Mulai dari iPhone 7, iPhone 8, iPhone 11 Hingga iPhone SE
Peneliti fokus pada aspek kepribadian yang membuat seseorang lebih rentan menjadi korban perselingkuhan pasangannya.
Partisipan penelitian berasal dari sampel besar yang representatif secara nasional dengan analisis yang berfokus pada 1.577 peserta.

Sebanyak 898 di antaranya menikah, di usia dewasa menengah atau akhir, yang diwawancarai melalui telepon dan survei laporan diri.
Dari seluruh sampel, 19 persen melaporkan pernah diselingkuhi dengan pola yang sama.
Peneliti kemudian mengumpulkan informasi tentang kepribadian, dengan cara menanyakan partisipan seberapa tepat kepribadian Lima Besar yang berbeda menggambarkan diri mereka:
- Openess (contoh, suka petualang, ingin tahu, dan cerdas).
- Conscientiousness (contoh, tanggungjawab, pekerja keras, dan terorganisir).
- Extraversion (contoh, bersahabat, supel dan suka bicara).
- Agreeableness (contoh, peduli, berhati lembut, simpati).
- Neuroticism (contoh, mudah berubah suasana hati, mudah gugup dan mudah khawatir)
Peneliti juga mencatat serangkaian pengalaman hidup dan meminta para peserta untuk mencocokannya, termasuk apakah "Pasangan terlibat dalam perselingkuhan perkawinan."
• Amalan Sunnah Setelah Salat Magrib, Isya, Subuh, Duhur dan Asar, Bacaan Zikir Lengkap Terjemahnya
• Perbanyak Minum Air Putih, Jangan Remehkan Tubuh yang Kekurangan Cairan, Potensi Gangguan pada Tubuh
• Isi Pesan Aneh Pembakar Mobil Alphard Via Vallen di Tembok Rumah Sang Pedangdut, Pelaku Bawa Jenglot
Temuan penelitian
Tentu saja banyak hal yang berkontribusi terhadap perselingkuhan dalam suatu hubungan, tidak hanya berkaitan dengan kepribadian.
Peneliti juga memperhitungkan faktor-faktor seperti usia, pendidikan, jenis kelamin, ras/etnis, dan agama.
Peneliti secara statistik menemukan, dari semua sampel, mereka yang memiliki kepribadian kurang "conscientious" (kurang berhati-hati), yakni lebih ceroboh, kurang kerja keras dan kurang terorganisir, cenderung lebih mungkin menjadi korban perselingkuhan pasangannya.
Ketika peneliti melakukan analisis serupa pada sub-sampel individu yang sudah menikah, peneliti menemukan pola yang sama.
Peneliti menemukan pula bahwa orang-orang dengan karakter "agreeable" alias mudah setuju, yakni lebih hangat dan sering membantu, juga cenderung memiliki pasangan yang berselingkuh.
Namun, hasil penelitian ini bukanlah justifikasi untuk menyalahkan korban perselingkuhan.

Orang yang berselingkuh adalah seseorang yang melanggar kepercayaan dalam berhubungan dan itu salah.
Namun, perlu dipahami bahwa pelaku perselingkuhan merasa pelanggaran mereka akan lebih mudah diampuni ketika pasangan mereka memiliki karakter seperti di atas.
Studi semacam ini menunjukkan pentingnya karakter berhati-hari dan kesesuaian dalam dinamika hubungan.
Penting untuk dicatat bahwa hasil penelitian ini hanya berlaku untuk peserta yang tahu pasangannya selingkuh.
Tingkat perselingkuhan keseluruhan 19 persen kemungkinan merupakan perkiraan yang terlalu rendah.
Pada kenyataannya, lebih banyak orang berselingkuh dibanding angka itu. hanya saja pasangannya tidak mengetahui.
Dalam penelitian di atas, jenis perselingkuhan tidak ditentukan, sehingga para peneliti mengandalkan definisi peserta sendiri, yang dapat mencakup berbagai perilaku dari perselingkuhan emosional hingga hubungan seksual.
Pada akhirnya, sikap lebih berhati-hati tidak menjamin pasangan kita tidak akan berselingkuh.
Penting untuk ditekankan bahwa menjaga sikap bertanggung jawab yang lebih besar, disiplin diri dan saling membantu dapat menguntungkan hubungan kita.
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul: Riset Ungkap Tipe Orang yang Paling Sering Diselingkuhi, Seperti Apa?