Berita Surabaya

Rencana Pembelajaran Tatap Muka Jenjang SMP, Pemkot Surabaya Masih Lakukan Kajian

Rencana pembelajaran tatap muka di jenjang SMP masih terus menjadi kajian serius Pemkot Surabaya. Hingga saat ini proses itu masih terus dilakukan.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM/YUSRON NAUFAL PUTRA
Wali Kota Surabaya,Tri Rismaharini saat meresmikan SMPN 61 Surabaya, Selasa (18/8/2020). 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pendidikan terus mematangkan rencana untuk kembali melakukan kegiatan belajar mengajar tata muka.

Rencananya ada beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Surabaya akan menjadi pilot project dimulainya kegiatan belajar mengajar.

Namun, rencana pembelajaran tatap muka di jenjang SMP masih terus menjadi kajian serius Pemkot Surabaya. Hingga saat ini proses itu masih terus dilakukan.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini tak ingin gegabah mengambil keputusan. Segala persiapan masih terus dimatangkan.

"Kita evaluasi dulu, kan enggak bisa kemudian kita sembrono," kata Risma, Selasa (18/8/2020).

Kata dia, semua pihak yang beraktivitas di lingkungan sekolah harus dipastikan bebas dari Covid-19. Termasuk mendata guru yang memiliki komorbid serta yang hamil.

Menurut Risma, dalam pembelajaran tatap muka, memang bukan hanya soal sarana dan prasarana tentang protokol kesehatan yang diperhatikan. Melainkan seluruh aspek dipertimbangkan.

Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo mengatakan bahwa Pemkot Surabaya melakukan kajian yang mendalam sebelum rencana memulai PBM di sekolah.

Bahkan, untuk memastikan kesehatan para guru, murid, maupun warga sekolah tidak terpapar Covid-19, pihaknya bakal melakukan test swab kepada mereka.

"Kajiannya masih proses, karena itu kita nanti harus pastikan, gurunya sehat, muridnya sehat, petugas kebersihan sehat, petugas keamanan sehat dan protokol Covid-19 di sekolah itu harus ada semuanya," kata Supomo.

Dengan demikian, kata Supomo, jika semua syarat-syarat tersebut telah terpenuhi, maka proses belajar dan mengajar melalui tatap muka di sekolah itu bisa dilakukan.

"Akan dibuka ketika semuanya yang akan datang di sekolah itu sehat, sehingga tidak sampai terjadi penularan," kata mantan Kepala Dinas Sosial itu.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved