Berita Surabaya
Risma Klaim Covid-19 di Surabaya Lebih Terkendali, Singgung Angka Kesembuhan dan Kedisiplinan Warga
"Alhamdulillah kondisi Surabaya sudah bisa kita kendalikan," kata Wali Kota Risma.
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
"Ini pencanangan, ke depannya ini akan dilakukan dengan satgas-satgas yang ada," ujarnya.
Nantinya, satgas itu memiliki tugas masing-masing. Mereka terdiri dari Satgas Pembinaan Masyarakat, Satgas Patroli dan Satgas Penegakan Hukum.
Selain itu, para relawan penegakan disiplin protokol kesehatan juga bakal turut andil membantu para satgas.
"Bentuk kolaboratif, mulai malam ini hingga seterusnya, kita akan lakukan upaya-upaya terkait dengan penegakan disiplin protokol kesehatan," ungkapnya.
Di Jawa Timur
Kasus Covid-19 virus corona di Jawa Timur masih belum menurun.
Ada tambahan 320 kasus baru Covid-19 virus corona di Jawa Timur, Senin (24/8/2020).
Selain itu juga ada tambahan kasus Covid-19 virus corona yang meninggal dunia sebanyak 23 orang.
• Pemkab Ponorogo Godok Perbup Aturan Protokol Kesehatan, Siapkan Sanksi Denda bagi Pelanggar
• Mengenal Ali Zaenal, Founder Bani Grup di Pamekasan, Awal Rintis Karier hingga Jadi Pengusaha Sukses
• Warga Kota Malang yang Tak Pakai Masker di Tempat Umum Terancam Denda Rp 100 Ribu hingga Kerja Bakti
Dengan tambahan kasus baru ini, jumlah kasus Covid-19 Jawa Timur secara kumulatif menjadi 30.635 kasus.
Sementara total kasus kematian tembus sebanyak 2.195 orang.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pengendalian covid-19 terdiri dari tiga unsur.
Pertama adalah preventif promotif, tracing dan juga kuratif. Ketiga item ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain.
“Yang harus terus diupayakan adalah bagaimana kasus tidak bertambah, penularan dicegah dengan penegakan protokol kesehatan yang ketat. Karena kita tidak tau kapan pandemi ini akan berakhir,” kata Khofifah, Senin (24/8/2020).
Terkait kasus meninggal yang belum berhasil ditekan, Khofifah mengatakan bahwa upaya tim sudah berjuang keras untuk menekan kematian kasus. Salah satunya dengan membentuk audit kematian.
Hasilnya adalah, kasus covid-19 yang meninggal dunia mayoritas diakibatkan karena keterlambatan penanganan.