Virus Corona di Mojokerto

Ribuan Guru SMA Negeri dan Tenaga Pendidik di Mojokerto Jalani Rapid Test Covid-19, 24 Reaktif

Rapid test massal diikuti ribuan guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) sekolah SMA Negeri di Kota/Kabupaten Mojokerto.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM/BENNI INDO
Ilustrasi rapid test 

TRIBUNMADURA.COM, MOJOKERTO - Rapid test massal diikuti ribuan guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) sekolah SMA Negeri di Kota/Kabupaten Mojokerto.

Rapid test massal bertujuan sebagai persiapan menyongsong pembelajaran tatap muka di sekolah pada masa transisi adaptasi tatanan normal baru selama pandemi Covid-19.

Rapid test Covid-19 massal gratis ini meripakan program Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Dindik Jatim).

Ada 24 orang guru dan tenaga kependidikan dinyatakan reaktif.

Kegiatan rapid test sudah dilaksanakan secara serentak selama dua hari di tiga sekolah yang telah ditunjuk oleh Dindik Jatim, yaitu di SMKN 1 Dlanggu, SMAN 1 Mojosari dan SMAN 1 Puri.

Kepala Cabang Dindik Jatim Wilayah Kota/Kabupaten Mojokerto, Kresna Herlambang menjelaskan, peserta rapid test Covid-19 gratis yaitu guru dan tenaga kependidikan (GTT/PTT) Kota/Kabupaten Mojokerto jenjang SMA Negeri sederajat, berjumlah 1968 orang.

Madura United Berencana Lakukan Laga Uji Coba dengan Klub Lain, Tingkatkan Kualitas Adaptasi Pemain

Tergiur Prospek Investasi Tembakau, Penyanyi Dangdut di Malang ini Malah Kehilangan Uang Rp 350 Juta

Sejumlah Sekolah di Ponorogo Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka, 3 SMA dan SMK Segera Menyusul

"Hasilnya sebagian besar dalam kondisi baik, namun ada yang reaktif, yaitu di tempat rapid test SMAN 1 Puri ada tujuh orang, di SMKN 1 Dlanggu enam orang dan SMAN 1 Mojosari sebanyak 11 orang," ungkapnya, Rabu (26/8/2020).

Menurut Kresna, mereka yang dinyatakan reaktif mayoritas usia 40 tahun ke atas dan sudah dalam kondisi sakit saat menjalani rapid test.

Tim Dindik Jatim telah melakukan evaluasi, bahwa guru yang dinyatakan reaktif diharuskan menjalani isolasi mandiri.

"Mereka diminta untuk melakukan isolasi mandiri maksimal selama 14 hari, karena persoalannya bukan dari sesuatu yang dikhawatirkan, namun memang secara fisik yang bersangkutan dalam kondisi sakit," ucapnya.

Kresna memastikan, adanya guru dan tenaga kependidikan di satuan pendidikan yang dinyatakan reaktif rapid test ini tidak akan menjadi kendala dalam persiapan pembelajaran tatap muka di sekolah.

"Persiapan pembelajaran tatap muka tetap dilaksanakan apalagi sifatnya terbatas, sehingga tidak akan menjadi kendala karena guru yang reaktif menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing dan ada guru yang bisa menggantinya di sekolah," bebernya.

Pihaknya tidak berkenan menyebutkan asal sekolah dari 24 guru dan tenaga kependidikan yang dinyatakan reaktif rapid test, karena merupakan ranah privasi dari lembaga pendidikan yang bersangkutan.

Selain itu, Kresna mengatakan, pihaknya akan menindaklajuti terkait adanya guru dan tenaga kependidikan yang reaktif rapid test. Namun, biasanya kalangan guru pada jenjang pendidikan ini banyak yang melakukan tes Swab PCR mandiri dari satuan pendidikan tersebut.

Daftar Harga HP Oppo Akhir Agustus 2020, Oppo Reno 2, Oppo A31, Oppo A9, Oppo Find X2 Pro, Oppo A92

Besok Presiden Jokowi Luncurkan Bantuan Rp 600 Ribu, Ditransfer ke Rekening Pekerja Setiap Minggu

Musim Panen Tembakau Akan Tiba, Gudang Tembakau di Pamekasan Diprediksi Buka Awal September 2020

"Ada satuan pendidikan yang mengajukan tes Covid-19 mandiri, tidak masalah, terpenting kami pastikan bahwa guru-guru seluruhnya sehat agar masyarakat percaya untuk akses anak didik ke sekolah," tandasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved