Berita Pamekasan
Mengenal Hasan Basri, Sosok di Balik Pembangunan Wisata Boekit Tinggi hingga Puncak Ratu Pamekasan
Hasan Basri merupakan penggagas Wisata Boekit Tinggi Sumenep hingga Wisata Kampoeng Toron Samalem Pamekasan.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Pembangunan desa wisata di Pulau Madura kian diminati wisatawan.
Hadirnya desa wisata ini tidak dapat dipungkiri dapat mendongkrak kemajuan perekenomian masyarakat Pulau Madura.
Dalam setiap pembangunan desa wisata di Pulau Madura, pastinya ada penggagas lihai yang mencetuskan konsep dan ide tercetusnya wisata tersebut.
• Terminal Trunojoyo Sampang Segera Dipindah, Anggaran Pembebasan Lahan Lokasi Baru Capai Rp 9 Miliar
• Mengenal Ali Zaenal, Founder Bani Grup di Pamekasan, Awal Rintis Karier hingga Jadi Pengusaha Sukses
• Terbangun dari Tidur, Warga Malang ini Terkaget-Kaget saat Lihat Halaman Rumah, Pagar Jadi Petunjuk
Namun, sebagian masyarakat Pulau Madura masih ada yang belum mengetahui siapa salah satu sosok dibalik pencetus sejumlah desa wisata hits di Pulau Madura.
Dialah Hasan Basri, pria kelahiran Kabupaten Sumenep, yang saat ini sudah menggagas dan membangun lima desa wisata di Pulau Madura.
Hasan Basri berhasil menggagas pembangunan Wisata Boekit Tinggi Sumenep, Wisata Kampoeng Toron Samalem Pamekasan.
Kemudian, ada Wisata Kampoeng Duren Pamekasan, Wisata Puncak Ratu Pamekasan dan yang terbaru Wisata Pantai E Kasoghi Sumenep.
Pria yang tinggal di Desa Darmista ini mengaku, merintis pembangunan lima desa wisata itu dalam kurun waktu lima tahun.
Keinginannya saat menggagas sejumlah desa wisata di Pulau Madura ini, hanya ingin mengurangi angka pengangguran.
Pria yang saat ini baru menginjak usia 35 tahun itu dalam membangun desa wisata miliknya, hanya memanfaatkan lahan tidak produktif yang diubah jadi lahan yang memberikan manfaat untuk masyarakat banyak.

• Drakor Do You Like Brahms Dibintangi Kim Min Jae Tayang Malam Nanti, Ini Sinopsis Drama Koreanya
• Nyalip Kendaraan dari Lajur Kiri, Pemuda Surabaya Tewas setelah Tubuhnya Terlindas Truk Kontainer
"Saya awalnya membangun desa wisata dimulai dari desa saya sendiri, yang saya beri nama Wisata Boekit Tinggi Sumenep," kata Hasan Basri kepada TribunMadura.com.
Pria yang hanya lulusan SDN Daramista 1 Sumenep ini mengaku mulai merintis dan menggagas sejumlah desa wisata tersebut sejak tahun 2015.
Kala itu, niat Hasan Basri hanya ingin mengajak generasi muda yang ada di desanya untuk berkreasi bersama.
Namun tak disangka, usahanya selama lima tahun membuahkan hasil yang maksimal.
Lima Desa Wisata yang sudah digagasnya, banyak menarik minat wisawatan untuk berkunjung dan bisa dikategorikan sebagai tempat wisata hits di Pulau Madura yang banyak dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara.
Menurut pria yang akrab disapa Basri ini, banyaknya desa wisata yang saat ini mulai banyak berhasil menarik wisatawan, menjadi salah satu jalan membangun Indonesia menuju kesejahteraan.

• Sinopsis Lengkap Drakor Missing The Other Side, Misteri Desa Tempat Berkumpul Para Arwah yang Hilang
• Sensus Penduduk Digelar Door to Door, Bupati Pamekasan Berharap Petugas Dapat Data Akurat dan Valid
Kata dia, hadirnya desa wisata yang berhasil secara tidak langsung dapat mengurangi angka pengangguran, menekan angka urbanisasi, melestarikan lingkungan dan budaya.
Selain itu, juga memastikan masyarakat desa mengakses pendidikan yang lebih baik dan berkesempatan mendapat pekerjaan di kampung halaman.
"Pekerjaan dan misi terberat dalam membangun desa wisata adalah memastikan keberlanjutannya," ujarnya.
Tahun ini, Basri mengaku mulai merasa tren pengembangan desa wisata di Pulau Madura semakin menjamur, seiring dengan banyaknya generasi muda yang semakin kreatif dan produktif.
Tentu lahirnya animo itu kata dia sangat bagus untuk perkembangan dan pertumbuhan ekonomi di pulau Madura agar semakin meningkat.
"Salah satu alasan mengapa wisatawan ingin menikmati pedesaan, karena ingin merasakan suasana kehidupan masyarakat lokal," jelasnya.
Kata Basri, hal yang paling menantang bagi dirinya selama membangun sejumlah desa wisata ini adalah bagaimana cara meletakkan objek pembangunan pada sumber daya manusia yang semula biasa-biasa saja menjadi luar biasa.
Memupuk kebiasaan dan keinginan merubah perilaku masyarakat Madura yang masih tidak mau terbuka kata dia cukup sulit dan perlu kesabaran untuk merubahnya.
"Bagi saya desa adalah satu kata. Namun dari desa, akan ada seribu cerita dan tumbuh sejuta karya melalui desa wisata," tutupnya.