Berita Sampang
Petani di Sampang Keluhkan Harga Cabai Anjlok di Pasaran hingga Babat Habis Tanaman Cabai di Lahan
Petani cabai di Kabupaten Sampang, Madura mengeluhkan harga cabe rawit anjlok di pasaran.
Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Elma Gloria Stevani
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Hanggara Pratama
TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Petani cabai di Kabupaten Sampang, Madura mengeluhkan harga cabe rawit anjlok di pasaran.
Pantauan TribunMadura.com, para petani di Kabupaten Sampang memilih membabat habis pohon cabe dan berencana mengubah tanaman lain di lahannya.
Seperti petani cabai yang ditemui wartawan, Rahman (45) asal Dusun Ngorbungor Desa Tragih Kecamatan Robatal, Sampang mengatakan, bahwa cabai mengalami kerugian saat musim panen.
• Cara Membuat CV yang Menarik dan Berbeda, Coba 3 Aplikasi Gratis Mulai dari Kickresume hingga Canva
• Dekat dengan Lesty Kejora, Rizky Billar Tak Khawatir Ditikung Teman: Jika Mau, Saya akan Perjuangkan
• Aktris Korea Selatan Oh In Hye Meninggal Dunia di Usia 36 Tahun, Diduga Lakukan Percobaan Bunuh Diri
Pasalnya harga di pasaran tidak sesuai dengan biaya operasional yang telah dikeluarkan, mulai dari membeli bibit, pemberian pupuk, dan sebagainya.
"Harga di pasaran saat ini, sangat anjlok bila dibandingkan musim sebelumnya yakni, berkisar Rp 3.000 sampai Rp. 5.000 perkilogramnya untuk jenis harga cabe rawit sedangkan, harga standardnya sekitar Rp 40 ribu perkilo," ujarnya kepada TribunMadura.com, Selasa (15/9/2020).
Rahman menambahkan, dalam penanam cabe rawit pihaknya membutuhkan dana modal sekitar Rp 20 juta untuk luas lahan sekitar 1 hektar lebih.
Waktu penanaman cabai selama satu sampai tiga bulan dan panennya di setiap satu minggu sekali.
"Berhubung harga tidak sesuai dengan biaya pengeluarannya, saya lebih memilih memotong semua pohon cabe dan rencana menggantinya dengan pohon semangka," ungkapnya.
Lebih lanjut, pihaknya mengaku tidak mengetahui secara pasti penyebab harga cabe rawit di pasaran menjadi sangat murah.
"Saya juga kaget saat menjual hasil tani kemarin tiba-tiba harganya anjlok," ucapnya.
Sementara, Saat dikonfirmasi kepada Plt. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagprin) Sampang, Abd. Hannan menyampaikan, penyebab murahnya harga cabe rawit karena saat ini berada di puncak musim panen.
Sehingga, jumlah cabe rawit menjadi melimpah dan tidak sesuai dengan permintaan masyarakat yang jumlahnya sedikit.
"Hal ini sama dengan harga gula kemarin, harga gula sempat naik karena langkanya gula dipasaran, tapi momen cabe ini sebaliknya" ujarnya
Sehingga, untuk mengatasi permasalahan ini kata Hannan, sebenarnya berada pada tingkat keteraturan penanam pohon cabe dalam artian, para petani harus bisa menyesuaikan penanaman jenis tanaman di setiap musimnya.
"Jadi para petani menyesuaikan, sekarang ini musim apa dan jika hendak menanam harus melihat jumlah kebutuhan masyarakat," pungkas