Berita Pamekasan
Nasib Pengelola Bukit Bintang Pamekasan usai Fasilitas Wisata Dibakar Massa, ASPRIM Akui Prihatin
Aksi pembakaran fasilitas Bukit Bintang di Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan mengundang keprihatinan sejumlah pihak.
Barang yang dicuri ini meliputi, sejumlah lampu penerang kedai, rantai pembatas kedai, sound system, ampli, dan aki.
"Hancurnya perasaan saya dengan adanya kejadian itu karena sampai dibakar, dijarah sejumlah fasilitas yang ada di sini dan dirusak," kata Mohammad Saleh kepada TribunMadura.com, Selasa (6/10/2020).
Pria yang akrab disapa Saleh ini juga mengaku tidak terima dengan tuduhan tempat kedainya yang diduga dijadikan tempat maksiat.
Menurut dia, isu ini tidak benar dan tidak sesuai dengan di lapangan.
"Kalau mau ditutup silakan saya tidak masalah, tapi jangan sampai dibakar, sakit hati saya, trauma saya melihat kejadian itu," keluhnya.
Mulanya, ia membuat kedai itu berkat utang Sapi Limosin ke rekannya.
Semua fasilitas yang dia beli hingga kedai itu jadi, menghabiskan dana sekitar Rp 150 juta berkat menjual Sapi Limosin hasil utangan.
Saat ini, Saleh mengaku trauma ketika melihat kondisi kedainya yang sudah hancur berantakan setelah kejadian aksi demo kemarin.
Ia mentaksir, setelah sejumlah fasilitas kedainya dirusak dan dibakar oleh oknum massa merugi hingga Rp 75 juta rupiah.
"Saya mohon belas kasih dari Pemkab Pamekasan seperti apa solusinya dengan masalah ini, karena saya orang pas-pasan," pintanya.