Berita Internasional
Tangisan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un Sebut Sosok Berjasa di Balik Musibah Hingga Pandemi
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menangis ketika mulai menceritakan segala kesulitan yang dialami negara sepanjang tahun ini.
TRIBUNMADURA.COM - Tangisan Kim Jong Un pecah saat acara parade militer di Korea Utara.
Kim Jong Un menceritakan mengenai cobaan yang dialami oleh Korea Utara.
Mulai dari Korea Utara yang menerima sanksi, badai yang menerjang hingga pandemi Covid-19.
Kim Jong Un menyebut jika tentara Korea Utara menjadi sosok yang berjasa selama cobaan tersebut.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menangis ketika mulai menceritakan segala kesulitan yang dialami negara sepanjang tahun ini.
• Lesty Kejora Larang Kiky Saputri Cium Rizky Billar Nggak Boleh, Sang Komika Penasaran: Cemburu Ya?
• Download Lagu MP3 DJ Anjing Banget Remix Full Bass Terbaru 2020, Viral TikTok, Lengkap Video Musik
• Heboh Lintang Kemukus Bersinar Terang di Langit Tuban, Foto-fotonya Dibagikan Netizen, Ini Kata BMKG
Momen emosional itu terjadi dalam parade militer untuk merayakan 75 tahun berdirinya Partai Buruh di Lapangan Kim Il Sung, Pyongyang.
Kim Jong Un nampak emosional dalam pidatonya ketika dia mulai membahas mengenai kesulitan yang tengah dihadapi Korea Utara sepanjang tahun ini.
Selain karena sanksi internasional akibat uji coba senjata, Pyongyang juga didera oleh banjir, terjangan topan, hingga dampak virus corona.
"Berapa orang yang sudah bertahan dan menderita dengan kondisi sulit saat ini?
tanya Kim Jong Un dalam pidatonya, di mana dia mulai menangis.
Kim Jong Un menyatakan, adalah tentara Korea Utara yang dia sebut patriotik sudah bergerak cepat dalam mencegah penyebaran corona maupun pemulihan akibat bencana alam.
"Perjuangan mereka tak bisa dibalas hanya dengan air mata terima kasih.
Saya menyesal dan sakit karena tak bisa bersama mereka di malam penuh kemenangan ini," kata dia.
Generasi ketiga dari Dinasti Kim itu menyatakan, kesigapan pasukannya membuat hingga saat ini, Korea Utara belum menemukan satu kasus virus corona.
Dia lalu menawarkan kata-kata lebih bersahabat kepada Korea Selatan, di mana dia berharap bisa "menggenggam tangan" tetangga jika pandemi berakhir.