Berita Lumajang

Lumajang Punya Pesantren Ramah Lingkungan Ponpes Asy Syarifiy, Siap Jadi Percontohan Lembaga Lain

Kabupaten Lumajang memiliki pondok pesantren yang mengusung konsep ramah lingkungan.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
ISTIMEWA/TRIBUNMADURA.COM
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq saat meresmikan Ponpes Asy Syarifiy, Selasa (27/10/2020). 

"Sebernarnya kemarin saya ditawari 20 orang oleh Kapolres Sumenep (AKBP Darman), hanya karena tempatnya minim," sambung dia.

KH Qusyari Zaini menuturkan, rehabilitasi bagi anak muda pecandu narkoba ini merupakan program Kapolres Sumenep, AKBP Darman untuk dilakukan pembinaan.

"Saya sangat bersyukur dengan program Kapolres Sumenep yang seperti ini," lanjutnya.

Menurutnya, anak yang seusia sekolah kalau ditangkap dan dimasukkan di penjara itu biasanya keluar dari penjara malah semakin menjadi-jadi.

"Malah bukan berhenti justru yang awalnya hanya pemakai keluar dari penjara jadi pengedar," katanya.

Baca juga: VIRAL Wanita Muda Pukuli Nenek saat Berteduh di Pinggir Jalan Kota Malang, Polisi Selidiki Kejadian

Baca juga: 3 Pasangan Bukan Suami Istri Digerebek saat Ngamar di Penginapan, Berstatus Pacaran dan Selingkuhan

Selain itu menurut pandangannya, stigma di masyarakat seorang anak yang masukkan di penjara meskipun berhenti mengkonsumsi narkoba maka akan dikenal sebagai alumni penjara.

"Kalau direhabilitasi di Pesantren, pertama kemungkinan untuk sembuh InsyaAllah 80 hingga 90 persen dan label yang disandang mereka nantinya alumni Pesantren bukan alumni penjara," ucapnya.

Asalkan katanya, segala hubungan atau komunikasinya diputus dengan komunitas mereka (pecandu narkoba), minimal selama 41 hari mereka sudah tidak lagi memakai narkoba.

"InsyaAllah setelah 41 hari itu mereka sudah bisa bebas dari jeratan narkoba," yakinnya.

KH Qusyairi Zaini mengaku, AKBP Darman akan mengirim lagi 8 orang dan pihaknya hanya mengatakan hanya siap menampung 10 anak. Sebab ketersediaan tempat untuk mereka.

"Karena mereka tidak ditempatkan dengan santri reguler lainnya, mereka ditempatkan di komplek yang memang dekat dengan saya, biar mudah dipantau," katanya.

Dalam tahap pembinaan ini, Kiai Qusyai memberikan terapi dengan cara memijat bagian syaraf yang bermasalah, setelah itu kemudian diberi ramuan herbal.

Selain terapi jasmani, mereka juga diterapi secara spiritual, yakni dengan mengajak mereka berdzikir bersama-sama.

AD (18) salah satu anak muda dari 4 pecandu narkoba saat ditanya ini mengaku menggunakan narkoba bermula dari rasa penasaran sehingga pada gilirannya lalu terus merasa ketagihan.

Setelah beberapa hari mendapatkan terapi dan pembinaan spiritual, AD kini merasa kondisinya telah membaik dan mengaku jera tidak akan lagi coba-coba menggunakan obat-obatan terlarang itu.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved