Wakil Bupati Pamekasan Meninggal
Profil dan Biodata Wakil Bupati Pamekasan, Rajae yang Tutup Usia, Dulunya Sosok Guru dan Abdi Ponpes
Simak profi dan biodata Rajae, Wakil Bupati Pamekasan yang dikabarkan meninggal dunia di RSU Dr Soetomo Surabaya, Kamis (31/12/2020).
Sebab selalu memberikan motivasi dan inspirasi agar pemuda desa bisa bersaing dengan orang kota.
Suami dari Yuni Lailatul Fitriyah ini mengaku memulai karir sebagai pendidik diawali dari level paling bawah yakni, Taman Kanak-kanak (TK), Madrasah Ibtidayah (MI) dan Madrasah Diniyah (MD).

Kala itu ketika Rajae mengabdikan diri menjadi seorang pendidik dengan tujuan sebagai bekal untuk mengasah kemampuan yang dimilikinya dan sebagai pengembangan diri untuk melangkah ke tahap berikutnya.
"Walau kita menjadi Pahlawan tanpa jasa tidak begitu dikenal oleh sebagian orang. Tetapi harus bersabar dan telaten dalam mentransfer ilmu dan memberikan pemahaman kepada peserta didik," katanya, Senin (25/11/2019).
Rajae juga mungungkapkan, awal mula ketika dirinya menjadi guru, gaji yang ia dapat sekali datang hanya sekitar Rp 6500 rupiah.
Dengan gaji begitu, Rajae mengaku tidak pernah mengeluh.
"Dulu gaji saya sekali datang mengajar hanya digaji Rp 6500 rupiah. Dalam satu bulan, kadang saya hanya dapat sekitar Rp 55 ribu," ujarnya.
Bahkan saat memasuki bulan puasa, Rajae mengaku mengabdikan diri di sebuah Pondok Pesantren yang tidak jauh dari desanya.
Pengabdian itu dia lakukan sebagai niat ibadah meski saat itu tidak digaji.
Selain itu, Rajae mengutarakan, tahun 2004 hingga tahun 2008 juga pernah mengajar di MTs Darul Ulum Banyuanyar, Pamekasan, Madura.
Saat itu dia mengajar santri putra dan santri putri.
"Kalau saya pribadi memahami betul apa yang menjadi keluh kesah ketika menjadi guru, namun hal itu harus disyukuri, supaya bisa menjadi guru yang hebat,” ucapnya.
Rajae juga menceritakan, sekitar empat tahun lalu, waktu dirinya mengajar di Darul Ulum Banyuanyar, ia mengajar ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Selain itu ia mengaku, sewaktu awal mengajar di Madrasah Diniyah (MD), dirinya mengajar pelajaran ilmu Nahwu, Sorrof dan Kholasoh Nurul Yakin.
Menurutnya, prinsip dalam mengajar bukan persoalan gaji, melainkan bagaimana turut serta dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara.