Berita Bangkalan

Dulu Ditanami Jagung, Lahan Demplot di Bangkalan ini Disulap Jadi Lahan Subur Tanaman Sayur dan Buah

Lahan yang sebelumnya hanya bisa ditanami kacang panjang dan jagung itu kini mampu mendongkrak perekonomian warga Desa Bandang Dajah Bangkalan.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/AHMAD FAISOL
Anggota Kelompok Tani Sangga Buana binaan PHE WMO menyambut Panen Raya Perdana Tanaman Tomat dan Koll di lahan demplot holtikultura Desa Bandang Dajah Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Senin (11/1/2021). 

"Keuntungannya kecil. Mereka memilih merantu atau sebagai kuli bangunan. Pulang bangun rumah, lahan di sini ditanami rumput untuk pakan ternak," paparnya.

Pencairan titik sumber mata air pun dilakukan. Pengeboran sukses di kedalaman mencapai 50 meter.

PHE WMO juga memberikan pelatihan cara pembuatan pupuk olahan dari kotoran hewan ataupun dari limbah arang sekam.

Ia menerangkan, kebutuhan air pada 1.000 meter persegi lahan demplot cukup dengan 1.000 liter air per hari. Itu akan berkurang pada musim hujan.

"Kendala air dan pupuk bisa diatasi. Bahkan selain jagung, semua tanaman bisa tumbuh subur di lahan yang dinilai minim air," terangnya.

Program Eco Edufarming PHE WMO ini merupakan program kelola pertanian yang hemat biaya, hemat tenaga, dan hemat air dengan metode berbasis bahan-bahan alami untuk kebutuhan pertanian.

Ia menjelaskan, pola pertanian Eco Edufarming ini berbeda dengan pertanian pada umumnya.

Biasanya dalam 1 hektare lahan bisa ditanam 12 ribu tanaman. Dengan pola ini, 1 hektare lahan bisa ditanami 24 ribu hingga 26 ribu tanaman karena satu lobang tanam ada dua tanaman.

Dari sisi kuantitas, jika masing-masing tanaman diasumsikan menghasilkan 900 gram, berarti per lobang tanam mampu menghasilkan 1,8 Kg per lobamg tanam.

"Artinya, 900 gram dikalikan 24 ribu, kita sudah menghasilkan 20 ton cabe," jelasnya.

Tanpa menggunakan obat-obatan, lanjut Nurudin, biaya pertanian bisa ditekan hingga 100 persen.

Nurdin menambahkan, budidaya tanaman holtikultura di Desa Bandang Dajah tidak lagi tidak lagi membasmi hama dengan pestisida. Melainkan dengan cara mencegah hama datang.

"Jadi tomat ini segar, bisa langsung dimakan karena hasil pertanian sehat perlakuan organik," pungkasnya sambil memetik dan mengunyah buah tomat.

Field Manager PHE WMO, Sapto Agus Sudarmanto mengungkapkan, assesment dan eksplorasi terkait pertanian dilakukan guna menemukan formula yang tepat.

"Bagaimana pertanian bisa menghidupi masyarakat Desa Bandang Dajah. Kami kenalkan teknologi tepat guna, murah, dan bisa mudah dicontoh masyarakat," ungkapnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved