Bingung Pilih Merantau atau Menikah, Pemuda ini Malah Pilih Hal Tak Terduga, Ditemukan Tergantung
Seorang pemuda diketahui bimbang saat memilih dua pilihan antara menikah atau merantau. Namun, keputusan pemuda ini malah berujung petaka.
TRIBUNMADURA.COM - Seorang pemuda diketahui bimbang saat memilih dua pilihan antara menikah atau merantau.
Namun, keputusan pemuda ini malah berujung petaka.
Ia memilih untuk mengakhiri hidupnya daripada memilih dua pilihan tersebut.
Pemuda ini ditemukan tewas tergantung di kamar kos.
Di tengah kebimbangan untuk merantau atau menikah, pemuda ES (20) asal Kecamatan Bittuang, Tana Toraja lakukan sesuatu yang tak disangka-sangka.
Baca juga: Ramalan Shio Rabu 13 Januari 2021, Shio Tikus Harus Waspada Hingga Hari yang Positif Shio Naga
Baca juga: Babi Hutan Diduga Warga Bukan Sembarang Binatang, Keanehan Saat Dipukul Hingga Dikubur Jadi Alasan
Baca juga: Kebiasaan Jarang Mandi Nathalie Holscher Terkuak, Sule Heran Lihat Perubahan Istri: Kamu Kok Jorok?
ES diketahui nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri pada Senin (11/1/2021).
Ia ditemukan tewas tergantung sekitar pukul 05:30 Wita di salah satu rumah kost di wilayah Garonggong, Kelurahan Ariang, Kecamatan Makale, Tana Toraja.
Polisi hingga saat ini belum mengungkap latar belakang ES mengakhiri hidupnya.
Namun berdasarkan informasi dari Camat Bittuang, Andi Palloan, ES diduga dilema.
ES dilema antara memenuhi keinginannya untuk menikah atau merantau ke Irian.
"Yang kemarin di Ariang itu, itukan keinginannya mau nikah tapi dia juga sebenarnya mau merantau ke Irian, jadi mungkin itu yang menjadi persoalannya," sebut Andi, Selasa (12/1/2021) malam.
Namun, keinginan ES untuk menikah tidak disampaikan kepada keluarganya.
Hal itulah yang menjadi persoalan di benak ES lalu mengakhiri hidupnya.
"Ia memang juga tidak sampaikan ke keluarganya," ujarnya.
Stres Hamil di Luar Nikah
Sehari sebelum kejadian ES, seorang wanita inisial RB (20) juga asal Bittuang mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
RB sendiri mengakhiri hidupnya diduga mengalami stres karena hamil di luar nikah.
"Dari kami pemerintah Bittuang sangat prihatin, olehnya kami berharap kepada semua warga agar di dalam lingkungan keluarganya selalu menjalani komunikasi yang baik," harapnya.
Juga, terhadap pihak terkait agar segera melakukan upaya dengan turun ke masyarakat memberikan edukasi sekaitan dengan kasus bunuh diri yang marak terjadi.
"Khususnya kepada kaula muda, ini yang perlu diedukasi, kalau perlu dana desa digunakan dalam rangka pembinaan," pungkasnya.
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.