Komjen Pol Listyo Sigit Bakal Jadi Kapolri Termuda dalam Sejarah Indonesia, Punya Kiprah Mentereng
Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo akan menjadi Kapolri termuda dalam sejarah Indonesia.
Kemudian, kata Tito, saat menduduki Kabiv Propam, Listyo sangat membantu dirinya terutama mengawasi kinerja anggota, dan itu juga dilakukan dengan sangat baik.
"Ditambah dengan pengalaman beliau sebagai Kabareskrim dalam waktu yang juga lumayan panjang satu tahun lebih, yang semua kita menyaksikan bagaimana kinerja beliau," tuturnya.
"Sehingga saya merasa bahwa Pak Sigit meskipun berusia muda tapi matang. Sudah cukup matang dipengalaman di kewilayahan, di teritorial, pengalaman di staf yang cukup lama, dan juga pengalaman di bidang serse, Kabareskrim," sambung Tito yang kini jadi Menteri Dalam Negeri.
Dengan segudang pengalaman dan pribadi yang santun, Tito pun menyakini Listyo dapat merangkul semua seniornya di Polri dan mampu mengemban tugas menjadi Kapolri.
"Saya berpandangan Pak Sigit sudah sangat siap jadi Kapolri. Bagaimana memperkuat soft approach dengan jajaran binmas, kemudian disamping kinerja lain dalam penegakan hukum yang tegas. Itu juga soft approach yang lain, dengan kegiatan binmas terutama," tuturnya.
Baca juga: Jadwal Vaksinasi Covid-19 di Tulungagung Dimulai Februari 2021, Ada 5.280 Dosis Vaksin yang Diterima
Baca juga: BERITA MADURA TERPOPULER: Bus Akas Tabrak Tiang di Pamekasan hingga Lomba Burung Dibubarkan Paksa
2. IPW : Menata Sistem Kaderisasi
Artikel lain Tribunnews.com menuliskan, Indonesia Police Watch (IPW) bicara soal iklim di Polri setelah ditunjuknya Kabareskrim Polri Komjen Pol Sigit Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal Kapolri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Komjen Listyo dipersiapkan untuk menggantikan Jenderal Idham Aziz yang akan segera pensiun.
Meskipun pengangkatan seorang kapolri hak prerogatif Presiden, Ketua Presidium IPW Neta S Pane menilai sebaiknya harus ada tolok ukur yang jelas.
Karena jika tidak, Neta mengatakan orang-orang di lingkungan kepolisian bisa semakin bingung.
"Dengan diangkatnya Sigit menjadi Kapolri, IPW berharap mantan Kabareskrim itu bisa menata sistem kaderisasi Polri agar tidak jomplang dan para senior tidak merasa terbuang," katanya dalam keterangan yang diterima, Senin (18/1/2021).
Pengaturan sistem kaderisasi ini, dikatakan Neta, diperlukan agar ada keseimbangan dan untuk menghindari gejolak atau apatisme di jajaran kepolisian.
"Jika tidak ditata dan dibuat keseimbangan, para senior akan merasa tersisih dan terbuang, mengingat Sigit melompati tiga angkatan sekaligus dengan massa pensiun yang sangat panjang, yakni Sigit melompati Akpol 88B, Akpol 89, dan Akpol 90," tambahnya.
Menurutnya, Sigit harus bertangan dingin dalam menata dan membawa Polri hingga tahun 2027 saat dirinya pensiun.
Di sisi lain, Neta menyebut ada rekan satu angkatan Sigit di Akpol 91 sudah banyak yang menjadi jenderal bintang dua dan memegang posisi strategis di polri.