Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Suara Terakhir Pilot Sriwijaya Air sebelum SJ 182 Jatuh, Satu Kata, AirNav: Semua Berlangsung Normal

Pramintohadi juga mengungkap kronologi perjalanan pesawat SJ 182 sejak lepas landas hingga akhirnya hilang dari radar.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Pipin Tri Anjani
SHUTTERSTOCK/LEONY EKA PRAKASA
ILUSTRASI Berita Kecelakaan Sriwijaya Air - Pesawat Boeing 737-500 SJ 182 dengan nomor registrasi PK-CLC milik Sriwijaya Air mendarat di Bandara Sepinggan, Balikpapan, Juni 2019. 

"Diizinkan oleh ATC dan diinstruksikan naik ke ketinggian 11.000 kaki. dan ini memang dijawab oleh pilot clear," kata Pramintohadi.

Ia mengatakan, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 diminta naik ke ketinggian 11.000 kaki karena pada ketinggian yang sama ketika itu ada pesawat Air Asia yang juga bertujuan ke Pontianak.

Kesaksian Dirut Sriwijaya Air soal Capt Afwan, Jenazah Si Pilot Disambut Tangis, Alam Ikut Berduka

Pramintohadi melanjutkan, pada pukul 14.39 WIB, pesawat yang berada di ketinggian 10.600 kaki merespons baik diinstruksikan agar naik ke ketinggian 13.000 kaki.

"Selama proses dari jam 14.36 sampai 14.39, tidak ada laporan pesawat dalam kondisi tidak normal. Jadi ini semua berlangsung dengan nromal," ujar dia.

Namun, tiba-tiba pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terpantau berbelok ke arah kiri atau barat laut padahal seharusnya pesawat itu belok ke kanan di posisi 075 derajat.

Lalu, pada pukul 14.00 WIB, pihak ATC mengonfirmasi arah pesawat Sriwijaya Air SJ 182 tetapi tidak ada respons dan diikuti dengan hilangnya Sriwijaya Air SJ 182 dari layar radar.

Setelah itu, barulan pihak ATC berusaha memanggil pilot sebanyak 11 kali tetapi tak direspons hingga akhirnya diketahui bahwa pesawat itu mengalami kecelakaan.

Pesawat Sriwijaya Ari SJ 182 Tak Meledak di Udara

Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT) Soerjanto Tjahjono mengungkapkan pesawat Sriwijaya Air penerbangan SJ 182 tidak pecah di udara.

"Jadi ada yang mengatakan bahwa pesawat pecah di atas udara itu tidak benar. Jadi pesawat secara utuh sampai membentur air, tidak ada pecah di udara," kata Soerjanto dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, Rabu (3/2/2021).

Soerjanto menjelaskan beberapa alasan yang mendasari hal tersebut.

Pertama, berdasarkan data tim SAR gabungan, puing pesawat tersebar di wilayah sebesar 80 meter dan panjang 110 meter pada keadalaman 16 sampai 23 meter.

Penemuan Jasad Pilot Sriwijaya Air SJ182 Bak Prosedur, Istri Korban Pramugara: Captain Nunggu Dulu

Puing-puing yang ditemukan itu pun mewakili seluruh bagian pesawat dari depan hingga ke belakang, misalnya instrumen dari ruang kemudi, beberapa bagian roda pendarat utama, bagian dari sayap, bagian dari mesin, bagian dari kabin penumpang, dan bagian dari ekor.

"Luas sebaran yang ditemukan pesawat dari depan sampai belakang konsisten dengan bukti bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," kata Soerjanto.

Ia melanjutkan, temuan pada turbin pesawat juga menunjukkan konsistensi bahwa mesin masih dalam keadaan hidup sebelum membentur permukaan air.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved