Virus Corona

Waspada Covid-19 Bisa Sebabkan Lumpuh, Kasus 1 Anak Muncul di Inggris, Ibu Pasien: Sakit Luar Biasa

Nichola Careless, mengatakan putranya Mani, telah "berubah dari suka bermain rugby dan sepak bola menjadi duduk di kursi roda" setelah tertular Covid

Penulis: Ani Susanti | Editor: Elma Gloria Stevani
Freepik
ILUSTRASI Anak pasien Covid-19. 

Reporter: Ani Susanti l Editor: Elma Gloria Stevani

TRIBUNMADURA.COM - Bertambah lagi hal yang harus diwaspadai soal dampak Covid-19.

Muncul kasus Covid-19 bisa sebabkan kelumpuhan di Inggris.

Ibu pasien Covid-19 itu mengungkap ceritanya.

ILUSTRASI pasien Covid-19.
ILUSTRASI pasien Covid-19. (SHUTTERSTOCK/irem01)

Ya, dilansir TribunMadura.com dari Kompas.com, para ahli khawatir anak-anak yang tertular Covid-19 bisa mengalami masalah kesehatan jangka panjang yang melumpuhkan.

Di Inggris sekitar 74.000 anak sudah terjangkit Covid-19.

Gejala berupa sakit kepala, kelelahan, kabut otak, nyeri otot, kejang, dan kelumpuhan.

Namun, sebagian besar anak-anak yang tertular Covid-19 tidak mengalami gejala atau efek jangka panjang.

Pandemi Covid-19 Indonesia Berakhir 10 Tahun Lagi? Moeldoko Balas Prediksi Bloomberg: Suruh Belajar

Seorang ibu, Nichola Careless, mengatakan putranya yang berusia 12 tahun, Mani, telah "berubah dari suka bermain rugby dan sepak bola menjadi duduk di kursi roda" setelah tertular Covid-19 pada September.

Charlie Mountford-Hill mengatakan kelima anaknya menderita sakit jantung, masalah pernapasan, ruam, mimisan dan sariawan dan "bukan anak yang sama" lagi.

Para ahli menginginkan program vaksin virus corona untuk anak-anak dan tindakan baru di sekolah ketika murid kembali pada Maret di Inggris, dan setelah setengah semester di Skotlandia dan Wales.

7 Shio Ini Diprediksi akan Dihantam Badai Rezeki Melimpah Senin 8 Februari 2021, Cek! Kamu Termasuk?

Sebuah studi dari Kantor Statistik Nasional menemukan 15 persen dari 12-16 tahun dan 13 persen dari mereka yang berusia 2-11 tahun masih memiliki gejala 5 pekan setelah tes Covid-19 positif.

Anthony Costello, seorang dokter anak dan mantan direktur di WHO, mengatakan “banyak hal yang harus dikhawatirkan” dan separuh dari anak-anak dapat mengembangkan Covid-19, kecuali mereka divaksinasi.

Costello berkata, “Ada 19 juta anak. Jika kita membiarkan mereka tetap tidak divaksinasi dan setengahnya terinfeksi, itu berarti 9,5 juta.

"Jika 15 persen mengalami gejala berkepanjangan, itu bisa berarti 1,3-1,5 juta,” ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved