Berita Tulungagung

Ngaku Polisi, Warga Lumajang Nipu di Kota Blitar Kena Batunya di Tulungagung: Masker Logo TNI Polri

jadi polisi gadungan, warga Lumajang beraksi melakukan penipuan di Kota Blitar, akhirnya kena batunya di Tulungagung masker logo TNI Polri jadi saksi

Penulis: David Yohanes | Editor: Mujib Anwar
TribunMadura.com/David Yohanes
Adam Wijaya (24), warga Lumajang tersangka penipuan dan penggelapan dengan modus menyaru sebagai polisi gadungan di Tulungagung. 

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Mengaku sebagai polisi, warga Lumajang yang beberapa kali beraksi melakukan penipuan di Kota Blitar akhirnya kena batunya saat di Kabupaten Tulungagung.

Aksi kejahatan modus polisi gadungan dilakukan bermodal masker logo TNI Polri dan pistol plastik.

Si pelaku bernama Adam Wijaya. Pria berusia 24 tahun ini warga Dusun Sumberjaya, Desa Tempehlor, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang.

Dia mengaku menyesali perbuatannya karena telah mengaku-aku sebagai polisi.

Berbekal pistol plastik, Adam menyaru jadi polisi untuk melakukan penipuan dan penggelapan di Kabupaten Tulungagung dan Kota Blitar, Jawa Timur.

Korbannya adalah sejumlah remaja yang pulang dari warung kopi, dan pelaku balap liar.

“Tidak ada yang menginspirasi. Idenya tiba-tiba muncul saat saya beli masker,” ucap Adam saat di Markas Polsek Rejotangan, Selasa (16/3/2021).

Baca juga: Demo Listrik Kepulauan Kangean Ricuh, Satu Mahasiswa Tak Sadarkan Diri di Depan Gedung DPRD Sumenep

Baca juga: Penjelasan Istana Kepresidenan Penyebab Ibu Negara Iriana Tak Ikut Divaksin Covid-19 Bareng Jokowi

Adam mengatakan, masker dengan logo TNI dan Polri itu dijual di sebuah toko seragam di Kota Blitar.

Saat melihat logo itu, muncul ide untuk mengaku-aku sebagai polisi.

Untuk meyakinkan penampilannya, Adam membawa pistol mainan milik anaknya.

“Hanya pistol plastik milik anak saya. Belinya Rp 15.000,” ucapnya, saat di depan polisi.

Adam  mengaku sedang mengalami kesulitan keuangan sehingga terpikir untuk melakukan kejahatan.

Dengan pembawaan yang meyakinkan,  Adam menangkap rombongan remaja dengan alasan tidak mematuhi protokol keseahatan dan tidak mengenakan helm.

Selain itu itu ada dua remaja yang akan menguji kecepatan sepeda motor juga ditangkap.

Para korban dikumpulkan semua di wilayah Desa Panjerejo, Kecamatan Rejotangan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved