Berita Terpopuler
BERITA MADURA TERPOPULER: Maling Motor Ceburkan Diri ke Laut hingga Anggota DPRD Masuk Gorong-Gorong
Berita Madura terpopuler menyajikan berita seputar wilayah Madura seperti Bangkalan, Sampang, Pamekasan, hingga Sumenep.
Adapun, nantinya terdapat lembaga yang tidak mengindahkan imbauan tersebut, pihaknya tidak akan segan-segan untuk memberikan sanksi tegas.
Berupa pencabutan izin operasionalnya agar memberikan efek jera terhadap lembaga yang tetap membandel menampilkan jogetan tidak senonoh.
"Jika nantinya memang ada lembaga yang tetatp menggelar, kami akan sikapi serius.
Pertama melakukan kajian serta memberikan surat teguran dan jika tetap melakukannya lagi kami akan cabut izin operasionalnya," tegasnya.
Disamping itu, dirinya menekankan terhadap para lembaga yang akan menggelar imtihanan untuk tetap memperhatikan Prokes Covid-19.
Sebab hingga saat ini covid-19 masih mewabah di Indonesia terutama Kabupaten Sampang.
3. Aksi Mengejutkan Anggota DPRD Bangkalan di Gorong-Gorong

Anggota Komisi B DPRD Bangkalan, Abd Aziz menyita perhatian warga yang melintas di Jalan Raya Klobungan Desa Bilaporah, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan.
Saat itu, Abd Aziz tampak sedang membersihkan gorong-gorong yang mulai menebal oleh lumpur.
“Gatal semua,” ungkap pria tersebut kepada seorang warga yang menyiramkan air menggunakan ember, Minggu (4/4/2021).
Abd Aziz mengaku, kegiatan ini bukanlah kali pertamanya memasuki gorong-gorong.
“Ini adalah hari kedua saya memasuki gorong-gorong itu," ucap Aziz mengawali obrolannya dengan Surya ( grup TribunMadura.com )
"Alhamdulillah, sedimentasi yang menyumbat aliran irigasi ke areal persawahan telah rontok," sambung dia.
"Saya meminta bantuan petugas Damkar,” ungkap
Keputusan politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Bangkalan turun ke dalam gorong-gorong dikarenakan tidak satu pun masyarakat, khusunya para petani yang berani untuk masuk membersihkan sedimen lumpur, sampah plastik, dan botol.
Selain menimbulkan bau menyengat, kandungan oksigen di bawah Jembatan Klobungan itu sangat tipis.
Sedangkan genangan air di selatan jembatan, dipenuhi ikan lele berukuran kecil. Beberapa ikan lele di antaranya terlihat telah mati.
“Ini memang beresiko, karena untuk bernafas saja sulit. Kalau lebih dari 5 menit saya tidak kuat dan kembali keluar," tutur dia.
"Saya juga ingin memastikan, apakah plat di bawah jembatan telah rusak? Jika demikian akan saya anggarkan, ternyata tidak. Sumbatan dikarenakan tingginya sidimentasi,” jelasnya.
Sumbatan jalur irigasi akibat sedimen lumpur, sampah plastik, dan botol pada Avur 15 Klobungan, Desa Bilaporah, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan telah dikomunikasikan Aziz kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Jawa Timur.
Satu unit eksavator pun akhirnya dikirim PU Provinsi Jawa Timur dan telah beroperasi membersihkan dan pengerukan saluran irigasi Avur 15 sejak lima hari terakhir.
Namun ekskavator tidak bisa menjangkau sedimentasi di bawah Jembatan Klobungan.
Aziz memaparkan, aliran irigasi di bawah jembatan itu tersumbat akibat tidak ada celah untuk aliran ke areal persawahan karena ketinggian sedimentasi telah menutupi seluruh ruang pada saluran air di bawah jembatan.
“Ketinggian sedimentasi telah mencapai satu meter, membersihkannya tidak bisa dilakukan dengan cara manual," ungkap dia.
"Melainkan dengan cara didorong oleh tekanan air dari mobil damkar. Sekarang menyisakan tumpukan botol,” paparnya.
Ia menegaskan, kondisi tersumbatnya jalur irigasi di Avur 15 Klobungan itu telah berlangsung sejak 5 tahun terakhir.
Akibatnya, gendangan air membanjiri kurang lebih 30 hektare lahan sawah di Dusun Bilaporah Barat sehingga tidak bisa ditanami padi.
“Saya berharap Dinas PU Provinsi Jawa Timur maupun Dinas Pengairan di Bangkalan memaksimalkan fungsi kontrol," katanya.
"Sehingga kubangan di sisi kanan dan kiri jalur irigasi bisa berfungsi sebagai penampungan lumpur dan sampah,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Satpol PP Kabupaten Bangkalan, Rahmat Ansori mengungkapkan, pihaknya telah menghabiskan sekitar 7.000 ribu liter air yang disemprotkan ke sedimentasi di bawah Jembatan Klobungan.
“Ini sudah tangki kedua. Tangki pertama berisikan 2 ribu liter. Sedangkan tangki kedua berisikan 5 ribu liter air untuk penggelontoran sedimen lumpur di dalam gorong-gorong,” ungkap pria yang akrab disapa Erik itu.
Ia menjelaskan, sejatinya hal tersebut di luar tugas pokok dan fungsi (tupoksi) pemadam kebakaran.
Namun itu dilakukan juga karena atas permintaan dan inisiatif masyarakat melalui Wakil Rakyat.
“Sebenarnya ini adalah tupoksi Dinas PU, urusan irigasi. Tetapi kami layani juga karena kebutuhan masyarakat," kata dia.
"Ketika di saat bersamaan terjadi kebakaran, kami tinggalkan lokasi ini karena kebakaran adalah prioritas kami,” pungkas Erik. (Edo/Ahmad Faisol)