Daftar Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes April 2021, Pemilik Grup Djarum Tak Terbendung
Daftar orang terkaya di Indonesia versi forbes pada bulan April 2021 masih dihiasi wajah-wajah lama orang terkaya di Tanah Air.
Editor: Ayu Mufidah KS
TRIBUNMADURA.COM - Tidak banyak perubahan dalam daftar orang terkaya di Indonesia terbaru versi forbes pada bulan April 2021.
Daftar orang terkaya di Indonesia masih dihiasi wajah-wajah lama orang terkaya di Tanah Air.
Namun ada beberapa yang berubah posisi daftar orang terkaya di Indonesia berdasar forbes pada bulan April 2021 ini.
Baca juga: HARI TERAKHIR Promo Giant 8 April 2021, Harga Spesial Gula hingga Mi Instan, Cek Katalognya di Sini
Baca juga: Pemkot Surabaya Buka Lowongan Kerja Ratusan Sopir untuk Bus Baru, Utamakan Pelamar Sopir Angkot
Baca juga: Berita Madura Terpopuler: Potensi Tsunami di Sumenep hingga Pembangunan Mapolsek Pangarengan
Mengutip dari Real time billionaires, Rabu (7/4/2021), posisi puncak orang terkaya Indonesia masih diduduki pemilik Grup Djarum, Robert Budi Hartono.
Robert Budi Hartono masih menjadi orang terkaya nomor satu Indonesia dengan nilai kekayaan US$ 18,5 miliar atau setara Rp 268,25 triliun (kurs Rp 14.500).
Di posisi kedua adalah saudaranya, Michael Bambang Hartono dengan total nilai kekayaan US$ 17,8 miliar atau setara Rp 258,10 triliun.
Robert dan Michael adalah dua bersaudara pemilik mayoritas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Selain itu, keduanya juga memperoleh kekayaan dari kepemilikan perusahaan rokok Djarum.
Kemudian sejumlah usaha elektronik lainnya dengan brand Polytron, real estate di Jakarta dan sejumlah bisnis lainnya juga di bawah kendali mereka.
Prajogo Pangestu berada di urutan terkaya ketiga di Indonesia dengan kekayaan bersih sebesar US$ 6,6 miliar atau setara Rp 95,70 triliun, jauh di bawah nilai kekayaan Robert maupun Michael.
Prajogo adalah anak pedagang karet dan memulai bisnisnya pada akhir tahun 1970-an.
Perusahaannya Barito Pacific Timber go public pada tahun 1993 dan berganti nama menjadi Barito Pacifik setelah mengurangi bisnis kayunya pada tahun 2007.
Baca juga: Oknum Karyawan Bank di Pamekasan Raup Rp8.4 Miliar dari Penipuan, Korban Desak Polisi Tangkap Pelaku
Baca juga: Masjid Al Akbar Surabaya Buka Pelaksanaan Salat Tarawih Berjemaah, Jumlah Jemaah Dibatasi 25 Persen
Pada 2007 Barito Pacific mengakuisisi 70% perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Kemudian, pada 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.