Virus Corona di Jember

Pemkab Jember Siapkan Dua Hotel untuk Fasilitas Karantina Pekerja Migran yang Pulang Kampung

Gelombang kedatangan pekerja migran atau TKI asal Jember terus berlangsung, dan mendorong Pemkab Jember menambah fasilitas karantina.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM/DAVID YOHANES
Gelombang kedatangan pekerja migran atau tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Jember terus berlangsung, dan mendorong Pemkab Jember menambah fasilitas karantina. 

Reporter: Sri Wahyunik | Editor: Elma Gloria Stevani

TRIBUNMADURA.COM, JEMBER - Gelombang kedatangan pekerja migran atau tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Jember terus berlangsung, dan mendorong Pemkab Jember menambah fasilitas karantina.

Setelah Hotel Kebonagung, kini Hotel Bandung Permai juga disulap menjadi lokasi karantina untuk para pekerja yang baru pulang dari mancanegara itu.

Jika di Hotel Kebonagung ada 51 orang TKI yang dikarantina, maka Hotel Bandung Permai sudah menampung sebanyak 62 TKI yang datang, Minggu (9/5/2021) malam.

Bupati Jember, Hendy Siswanto mengatakan sampai saat ini ada 321 orang TKI yang sudah berada di Jember.

"Dan sekarang ada dua hotel yang dipakai lokasi karantina, sampai mereka diswab kedua. Setelah swab kedua negatif, barulah mereka boleh pulang ke rumah," ujar Bupati Hendy, Senin (10/5/2021).

Hendy menegaskan, pihaknya harus menjalankan prosedur ketat kepada TKI karena mereka baru pulang dari luar negeri.

"Meskipun mereka sudah menjalani swab pertama dan negatif, kemudian menjalani karantina di Surabaya. Selanjutnya karantina tiga hari di Jember, kemudian di-swab lagi. Kami harus melakukan ini, karena nantinya mereka berinteraksi dengan keluarga dan warga Jember. Belum lagi, kini ada varian baru virus corona ini," tegas Hendy.

Berdasarkan data dari Pemprov Jatim, ada 700 orang TKI asal Jember yang akan masuk di bulan Ramadan dan Lebaran Idul Fitri nanti.

"Jawa Timur akan kedatangan sekitar 14.000 TKI, dan 700 di antaranya ke Jember. Jumlah ini termasuk banyak di Jawa Timur," imbuhnya.

Karenanya, Hendy meminta pemahaman seluruh warga Jember kenapa Pemkab Jember bersikap tegas dalam penanganan Covid-19.

Seperti melakukan karantina, juga mengatur sedemikian ketat pelaksanaan Shalat Idul Fitri, dan kegiatan berkaitan dengan Lebaran.

"Saya sangat mohon kerjasama dan pengertian seluruh warga Jember. Covid-19 ini virusnya tidak terlihat, namun benar-benar ada. Buktinya saya, dan keluarga saya sendiri. Kalau kita lengah, dan membiarkan, maka ongkosnya mahal," tegas Hendy.

Simak artikel lain terkait Kabupaten Jember, Pekerja Migran, Pemprov Jatim

FOLLOW US:


BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved