Berita Tulungagung
Bukan Karena Wabah, Puluhan Ternak Milik Warga Tulungagung yang Mati Tidak Tunjukan Gejala Penyakit
Puluhan ternak warga Desa Sidomulyo Kabupaten Tulungagung mati, diduga mati karena disantet,
Penulis: David Yohanes | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Puluhan ternak warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, mati mendadak.
Ternak-ternak warga itu mati secara beruntun, disertai kondisi yang dinilai tidak wajar.
Warga menduga, puluhan ternak itu mati karena ada santet,
Kepala Desa Sidomulyo, Mulyono Susanto mengatakan, data yang masuk ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan), ada 18 sapi dan tiga kambing yang mati.
Namun, kata dia jumlah ternak yang mati sebenarnya ada 25 ekor, karena ada beberapa sapi yang tidak ikut dilaporkan.
Baca juga: Warga Tulungagung Resah soal Kabar Santet Bunuh Puluhan Ternak, Bupati Maryoto Birowo Datangi Desa
“Jadi ada kejadian sebelum-sebelumnya yang tidak ikut dilaporkan," terang Mulyono, Jumat (21/5/2021).
"Rata-rata mati dengan didahului gejala sakit,” sambung dia.
Lanjutnya, dari jumlah kematian sapi-sapi itu, hanya tujuh ekor yang benar-benar diperiksa.
Sementara bukti bangkai hewan ternak itu sudah tidak lagi ditemukan.
Kepala Disnak Keswan Tulungagung, Mulyanto mengakui, pengumpulan data dilakukan dengan meminta keterangan para peternak yang hewannya mati.
“Dari keterangan yang kami dapat, hewan ternak yang mati tidak mempunyai satu gejala. Jadi bukan disebabkan wabah,” ujarnya.
Baca juga: Mencuat Isu Santet, Bunabi Jadi Sasaran Korban Pembunuhan oleh 4 Warga Pulau Kangean Sumenep
Mulyanto mengungkapkan, kematian hewan ternak secara beruntun di Desa Sidomulyo pernah terjadi di tahun 2019 silam.
Saat itu pihaknya sampai membuka posko penanganan untuk mencegah kematian lanjutan.
Namun selama satu bulan keberadaan posko kesiapsiagaan ini, tidak ada satu pun kematian terjadi lagi.
“Mungkin yang perlu dilakukan adalah peningkatan keterampilan dan pengetahuan warga tentang kesehatan hewan,” sambung Mulyanto.
Untuk menangani kasus di Desa Sidomulyo, Disnak Keswan tetap melakukan kewaspadaan dini meski tidak mendirikan posko.
Petugas akan diturunkan untuk memberikan layanan kesehatan hewan gratis dari rumah ke rumah.
Diharapkan layanan gratis ini bisa menekan keresahan warga akibat kematian beruntun hewan ternak ini.
“Surveilans akan terus dilakukan. Setiap kejadian gangguan kesehatan hewan ternak kami minta cepat dilaporkan,” tegas Mulyanto.
Populasi sapi di Desa Sidomulyo mencapai 1600 ekor, terdiri dari sapi perah dan sapi pedaging.
Sebelumnya ada 21 hewan ternak, terdiri dari 18 sapi dan 3 kambing meninggal secara beruntun.
Dari jumlah itu, berdasar pengakuan warga, di dalam tujuh ekor sapi ditemukan besi dan baut.
Sedangkan di dalam tubuh satu ekor sapi lainnya ditemukan batu dan pasir.
Sedangkan di tiga ekor kambing yang mati ditemukan untaian kain yang sudah mengeras, seperti akar kayu. (David Yohanes)