Virus Corona di Bangkalan
13.735 Pengendara Jalani Rapid Test Antigen di Jembatan Suramadu, 120 Orang Positif Covid-19
Dari total yang mengikuti rapid test antigen di pintu keluar Jembatan Suramadu, 239 dinyatakan positif. Selanjutnya mereka mengikuti uji swab PCR.
Penulis: Bobby Koloway | Editor: Elma Gloria Stevani
Reporter: Bobby Koloway | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Sekitar 13.735 pengendara kendaraan bermotor baik roda empat dan dua di pintu keluar Jembatan Suramadu, menjalani rapid test antigen secara massal sejak Minggu (6/6/2021) hingga Kamis (10/6/2021).
Dari total yang mengikuti rapid test antigen tersebut, 239 dinyatakan positif.
Selanjutnya mereka mengikuti uji swab PCR.
Usai Swab PCR, sebanyak 120 orang dinyatakan positif Covid-19. Sedangkan hasil terhadap 13 orang belum keluar.
"Untuk yang positif, sesuai arahan Ibu Gubernur (Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa) langsung dibawa ke RS penyangga. Di antaranya ada di RS Soetomo, RS Unair, dan RS Lapangan," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Kamis (10/6/2021) pagi.
Cak Eri pun meninjau langsung jalannya penyekatan sejak pagi. Ia didampingi dengan sejumlah kepala OPD bersama jajaran Forkopimda lainnya.
Cak Eri menegaskan pihaknya akan konsisten melaksanakan penyekatan di gerbang Suramadu. Ini dilakukan selama dua pekan ke depan.
Cak Eri mengungkapkan selain testing dengan menggunakan uji rapid test antigen, Pemkot Surabaya juga akan melakukan tracing sekaligus mendata kedatangan warga dari Kabupaten Bangkalan.
Ini dilakukan di tiap kecamatan. Melibatkan sejumlah camat dengan mendasarkan data kepulangan dari Madura.
"InshaAllah, kami melakukan swab yang masuk di Surabaya. Yang kedua swab massal dan swab Hunter di Kota Surabaya," katanya.
"Juga di pemukiman keramaian dan yang kemungkinan ada lonjakan. Hari ini concern di dalam kota, jangan sampai meningkat," imbuh Cak Eri.
Pihaknya juga mendapat data dari Pemerintah Kabupaten Bangkalan. Data tersebut ditindaklanjuti dengan tracing yang bersangkutan dengan menguji rapid antigen di Surabaya.
"(Kami) dapat data dari Madura yang berkunjung ke Surabaya, dan sebaliknya. Kalau ada ya tracing. Termasuk, di pasar," katanya.
Uji tracing membutuhkan tenaga besar sebab harus mendeteksi kegiatan yang bersangkutan. "Kalau berkunjung ke mana, ya langsung tracing. Saat tracing, sekalian ditanya: kemarin dimana atau ketemu siapa," katanya.