Berita Blitar
Oksigen Langka Bikin Peternak Ikan Koi Was-Was Tak Bisa Kirim Ikan, ada Syarat yang Tak Mungkin
Safi'i mendapat kabar pasokan oksigen bagi para peternak ikan koi di Blitar mulai langka. Terutama peternak di Blitar wilayah utara seperti Nglegok.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Aqwamit Torik
TRIBUNMADURA.COM, BLITAR - Kasus Covid-19 makin melonjak, membuat peternak ikan koi di Kota Blitar terancam.
Sebab, akibat kasus Covid-19 yang meningkat membuat oksigen semakin langka.
Sementara itu, para peternak ikan koi membutuhkan oksigen untuk mengirimkan ikan mereka hingga luar kota.
Para peternak khawatir tidak bisa kirim ikan koi jika tidak mendapatkan pasokan oksigen.
Seperti diungkapkan Muhammad Safi'i (52), peternak ikan koi di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar, Minggu (11/7/2021).
Safi'i mengatakan kebutuhan oksigen juga mutlak bagi para pembudidaya ikan koi.
Baca juga: Gubernur Jatim Khofifah Genjot Ketersediaan Oksigen, Hingga Minta RS Jemput Bola, Ungkap Solusi
"Kebutuhan oksigen mutlak, karena untuk pengambilan ikan dari kolam sawah dibawa di kolam rumah. Selain itu, untuk pengiriman ikan juga butuh oksigen," kata pria yang sudah lima tahun berternak ikan koi itu.
Safi'i mendapat kabar pasokan oksigen bagi para peternak ikan koi di Blitar mulai langka.
Terutama peternak di Blitar wilayah utara seperti Nglegok.
Para peternak ikan koi di wilayah utara sudah kesulitan mengisi ulang oksigen.
"Kalau oksigen langka dampaknya fatal bagi peternak ikan koi. Karena oksigen dibutuhkan untuk pengiriman ikan. Dengan oksigen pengiriman ikan bisa selamat sampai tujuan," ujarnya.
Safi'i sendiri membutuhkan dua tabung oksigen kapasitas 5 kilogram tiap bulannya.
Kebutuhan oksigen paling banyak untuk pengiriman ikan koi ke luar kota.
Kebetulan, stok oksigen di tempat peternakan ikon koi milik Safi'i masih ada untuk kebutuhan hingga akhir Juli 2021.
Safi'i berusaha menghemat pemakaian oksigen agar tetap bisa kirim ikan koi ke pelanggan di luar kota.
"Sekarang situasi ekonomi sulit seperti ini. Ditambah lagi tidak bisa kirim karena kelangkaan oksigen. Bisa dibayangkan sekitar 5.000 petani ikan koi di blitar tidak ada perputaran uang dan siapa yang bertanggungjawab," katanya.
Untuk itu, Safi'i berharap, dalam situasi sekarang ini, masih ada alokasi oksigen bagi para peternak ikan koi, khusunya di Blitar.
"Karena ini menyangkut nasib 5.000 pelaku ikan koi di Blitar," katanya.
Hal sama dikatakan, Basuki, peternak ikan koi asal Kelurahan/Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.
Basuki juga mendapat informasi stok oksigen mulai langka bagi para peternak ikan koi di Blitar.
"Informasinya, sekarang kalau beli oksigen harus membawa surat rekomendasi dari dokter. Bagi peternak ikan koi, itu jelas tidak mungkin," katanya.
Menurutnya, untuk menyiasati kelangkaan oksigen, sekarang antara peternak ikan koi saling berbagi oksigen.
"Kalau ada peternak yang kehabisan oksigen untuk kirim, biasanya minta dulu ke peternak lain. Sementara kami saling berbagi," ujarnya.
Seperti diketahui, pemerintah memprioritaskan penggunaan oksigen untuk kesehatan seiring melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia belakangan ini. (sha)