Berita Pamekasan

Warga Bunder Pamekasan Dapat Pelatihan Buat Pupuk Organik Cair dari Limbah, Simak Cara Mengolahnya

Mahasiswi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) memanfaatkan limbah kulit pisang menjadi pupuk organik cair.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/KUSWANTO FERDIAN
Maudina Setiawati, Mahasiswi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) (tengah) saat meracik cara pembuatan pupuk organik dari limbah kulit pisang di Balai Desa Bunder, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan. 

Reporter: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah KS

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Mahasiswi Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Maudina Setiawati memanfaatkan limbah kulit pisang menjadi pupuk organik cair.

Terobosan itu lantan disosialisasikan Maudina Setiawati kepada warga Desa Bunder, Kecamatan Pademawu, Kabupaten Pamekasan, Madura.

Dalam proses pengenalan program ini, mahasiswi Jurusan Agroteknologi itu didampingi Dosen Pembimbing Lapangan, Yudha Dwi Putra Negara.

Dina mengenalkan program pemanfaatan limbah rumah tangga (kulit pisang) menjadi pupuk organik cair (POC) itu dalam rangka Pengabdian Masyarakat LPPM UTM.

Dalam kesempatan itu, Dina mengajarkan Kepala Desa Bunder, perangkat desa, perwakilan kelompok tani setempat tentang tata cara pemanfaatan limbah rumah tangga (kulit pisang) menjadi Pupuk Organik Cair (POC).

Ada sekitar 20 orang yang hadir dalam pelatihan pembuatan limbah rumah tangga (kulit pisang) menjadi Pupuk Organik Cair yang digelar di Balai Desa Bunder ini.

Baca juga: BERITA MADURA TERPOPULER HARI INI, Hukuman Pelaku Mobil Goyang Oknum ASN hingga Bantuan Sembako

Dina menjelaskan, dalam masa pandemi Covid-19 ini, pembuatan limbah rumah tangga (kulit pisang) menjadi Pupuk Organik Cair sangat efektif.

Sebab, bisa meringankan beban ekonomi petani yang bercocok tanam dengan lahan yang tidak terlalu luas.

Menurut dia, hadirnya pupuk organik dapat menjadi solusi bagi masyarakat petani, mengingat harga pupuk kimia yang cenderung lebih mahal.

Selain itu, pembuatan pupuk limbah rumah tangga (kulit pisang) menjadi Pupuk Organik Cair ini sangat mudah dan bisa dilakukan oleh siapapun.

Pertama, bahan yang perlu dipersiapkan yaitu menyiapkan limbah kulit pisang sebanyak 10 kg, air, bakteri perangsang seperti STARDEC atau EM4, dan larutan gula.

Kata Dina, hal pertama yang harus dilakukan saat hendak membuat pupuk organik ini adalah memblender kulit pisang terlebih dahulu hingga halus lalu dilarutkan dengan air. Perbandingan air dan kulit pisang adalah 1 : 1.

Setelah itu, campur larutan kulit pisang dengan larutan gula dan bakteri untuk merangsang proses pemecahan senyawa pada kulit pisang.

Setelah proses itu dilakukan, larutan didiamkan selama 3 hingga 4 hari sehingga terjadi proses fermentasi.

Pada hari ke-5, pupuk organik dari kulit pisang ini sudah siap untuk digunakan.

"Pupuk organik ini bisa digunakan saat pembungaan saja. Pupuk organik ini kurang efektif kalau digunakan di lahan yang luas. Jadi hanya bisa digunakan di polibek sayur seperti di tanaman rumahan atau di lahan yang tidak terlalu luas," kata Dina kepada TribunMadura.com, Senin (12/7/2021).

Mahasiswa Semester 6 ini juga menjelaskan, pembuatan pupuk organik yang dirinya ajarkan ke masyarakat Desa Bunder itu merupakan pupuk yang diolah dengan menggunakan bahan organik alias tanpa menggunakan bahan kimia sama sekali.

Menurut dia, kandungan fosfor, kalium, dan magnesium yang sangat tinggi menjadikan kulit pisang mampu memberikan asupan nutrisi yang cukup bagi tanaman.

Dengan memanfaatkan pupuk organik dari kulit pisang, para petani akan mendapatkan berbagai manfaat yang beragam.

Selain dapat memanfaatkan limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai jual yang tinggi, kata Dina, kulit pisang juga memiliki kandungan potasium yang sangat tinggi, sehingga bisa membantu dalam membentuk bunga yang lebih besar dan cerah.

Sebab, kandungan kalium pada kulit pisang kering yaitu sekitar 42%.

"Kalium merupakan salah satu unsur hara mikronutrient yang berfungsi untuk meningkatkan pembungaan dan juga menguatkan perakaran tanaman. Selain itu, nutrisi kulit pisang yang lain seperti magnesium dan fosfor juga berperan penting dalam perkembangan tanaman," jelas Dina.

Dina berharap, melalui pelatihan limbah rumah tangga (kulit pisang) menjadi Pupuk Organik Cair ini, para petani di Desa Bunder tidak lagi hanya menggunakan kulit pisang menjadi pakan ternak saja. Melainkan juga bisa dibuat untuk dijadikan pupuk organik.

"Program ini saya gagas supaya petani bisa menghemat biaya pembelian pupuk di tengah kondisi pandemi Covid-19," harapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved