Breaking News

Berita Lumajang

Tempat Isolasi Terpusat di Lumajang Kekurangan Bed Isolasi dan Kelangkaan Obat untuk Pasien Covid-19

Bed dan obat-obatan untuk pasien Covid-19 mulai menipis di dua tempat isolasi terpusat di Lumajang.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/Tony Hermawan
Dandim 0821 Lumajang, Letkol Inf Andi A Wibowo 

TRIBUNMADURA.COM, LUMAJANG - Ada dua tempat isolasi terpusat di Lumajang, yakni di kawasan kota yakni Wisma Atlet, Gedung Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

Menurut informasi yang berhasil dihimpun, ada 43 orang hingga kini yang menghuni di tempat isoter di Lumajang.

Dandim 0821 Lumajang, Letkol Inf Andi A Wibowo mengatakan, pihaknya sejauh ini telah menyiapkan 218 tempat tidur di lokasi itu.

Ratusan bed isolasi itu ditempatkan di isoter tingkat kabupaten maupun masing-masing kecamatan.

"Isoter sudah dibentuk organisasi. Di tingkat kabupaten koordinator Dandim, wakil kapolres umajang, dibantu Kadinkes penanggung jawab bupati," tutur dia.

Baca juga: Pemkot Surabaya Buka Vaksinasi Massal di Lapangan Thor Hari ini, Sediakan 19 Ribu Vaksin AstraZeneca

"Kemudian tingkat kecamatan danramil, wakil kapolsek dibantu medis kecamatan. Masing-masing nakes siap menangani," kata Andi.

Isoter itu bertujuan untuk mengawasi pasien Covid-19 selama menjalankan masa isolasi.

Cara ini diharapkan bisa mengurangi beban rumah sakit di Kota Pisang. Sehingga tidak ada lagi rumah sakit yang menolak pasien dengan alasan tempat perawatan penuh.

Namun, awal penerepan isoter rupanya diwarnai sejumlah kendala.

Pertama bed isolasi masih dinilai sangat minim untuk menanggulangi lonjakan kasus.

Seperti halnya kasus aktif harian sekarang ada 400an orang pasien aktif dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Tempat Isolasi Terpusat Pasien Covid-19 di Asrama Mahasiswa PGSD UM Difungsikan Mulai Pekan Depan

Dari jumlah itu setidaknya pemda harus menyiapkan 3 kali lipat dari jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit.

Masalah tidak berhenti disitu, kata Andi, seiring lonjakan kasus Covid-19, kebutuhan obat terapi Covid-19 juga meningkat secara signifikan.

Hal ini menimbulkan masalah kelangkaan obat terapi Covid-19 yang terjadi di Lumajang.

Untuk itu, Andi mengharapkan agar ke depan komunikasi antar 3 pilar semakin intens agar permasalahan yang mengganjal pelaksanaan isoter bisa segera teratasi dan pasien terpapar Covid-19 bisa segera tertangani.

"Makannya kami perlu dukungan 3 pilar berjalan seiringan mengatasi ini. Supaya isoman berjalan maksimal, karena diikhawatirkan kalau isoman tidak terpantau tenaga medis penularan dan kematian tinggi bisa meningkat," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved