Berita Ponorogo
Potret Pahlawan pada Masa Pandemi, Relawan Pencari Oksigen Bernama Parbohadi, Begini Perjuangannya
Cerita Parbohadi (43) jadi relawan pencari oksigen. Tergerak hati berawal saat teman kantor.
Penulis: Sofyan Candra Arif Sakti | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Laporan Wartawan Tribun Madura Network, Sofyan Arif Candra
TRIBUNMADURA.COM, PONOROGO - Kebutuhan oksigen semakin meningkat seiring naiknya angka kasus penularan Covid-19.
Bagi pasien Covid-19 yang saturasi oksigennya rendah dan mulai gagal napas, oksigen menjadi hal yang sangat dibutuhkan.
Belakanagan, stok oksigen di beberapa depo pengisian oksigen habis.
Jika pun ada, pencari oksigen harus antre selama berjam-jam untuk mendapatkan oksigen.
Berangkat dari persoalan tersebut, Parbohadi (43) tergerak hatinya untuk menjadi relawan pencari oksigen.
Warga Jalan Jayakatwang, Kabupaten Ponorogo itu, keliling dari satu depo oksigen ke depo yang lain untuk mengisi tabung oksigennya jika sewaktu-waktu ada teman, kerabat, tetangga atau masyarakat lain yang membutuhkan.
"Awalnya dari keluhan teman satu kantor yang kena covid yang kesulitan saat membutuhkan oksigen. Kemudian mendengar suara dari masyarakat oksigen semakin langka," ucap Parbo, Senin (9/8/2021).
Parbo pun berupaya untuk mendapatkan oksigen dengan membangun jaringan dengan depo oksigen, serta relawan pencari oksigen lainnya.
"Kalau saya sendiri hanya punya satu tabung oksigen kecil. Lalu kita cari tabung lain yang nganggur, milik tetangga atau tukang las yang tutup akhirnya tabung oksigennya kita pinjam," tambahnya.
Jika ada yang membutuhkan oksigen, keluarga pasien Covid-19 dipersilakan mengambil oksigen secara gratis di rumah Parbo.
Namun yang bersangkutan juga harus membawa tabung oksigen yang lain.
Sehingga jika sewaktu-waktu ada stok oksigen di depo, Parbo bisa langsung ikut antre untuk mengisinya.
"Sulit juga kalau sekarang harus menunggu lama dan indent hingga pernah beberapa hari baru dapat," lanjutnya.
Yang sering kali membuat Parbo sedih adalah ketika tabung oksigen tersebut belum sampai ke rumah pasien Covid-19 namun pasien tersebut sudah meninggal dunia terlebih dahulu.